PERAYAAN SABDA PADA HARI MINGGU DAN HARI RAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Konsili Vatikan II, khususnya dalam Sacrosanctum Concilium (SC) artikel 106 mengatakan bahwa dalam tradisi para rasul yang mengadakan perkumpulan pada hari ketujuh dan pada hari itu menurut para rasul adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, di mana Gereja merayakan hari paskah sekali dalam satu minggu. Pada hari minggu itu atau hari ketujuh, umat beriman harus berkumpul untuk mendengarkan sabda Tuhan yang dibacakan dan umat beriman diwajibkan untuk mengikuti perayaan Ekaristi dengan dimaksutkan untuk mengenangkan sensara Yesus Kristus yang mati, bangkit dan dimuliakan untuk menebus dosa kita.
Menurut Konsili Vatikan II juga mewajibkan bagi umat beriman untuk mengucap syukur atas pemulihan hubungannya dengan Bapa-Nya. Hari minggu adalah hari yang menjadi puncak dari segala hari raya dan perayaan dari tujuh sakramen dalam Gereja Katolik. Umat beriman diwajibkan pada hari minggu untuk tidak melakukan suatu pekerjaan karena pada hari minggu adalah hari umat beriman untuk mengakui segala salah dan dosanya, hari minggu juga disebut sebagai hari yang penuh dengan suka cita bagi umat beriman karena dipulihkan hubungannya dengan Allah melalui Ekaristi Kudus. Patut untuk kita ketahui, bahwa pada hari minggu adalah hari dimana dasar dan inti dari seluruh tahun Liturgi Gereja Katolik.
B. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam membuat tulisan ini adalah metode kepustakaan, dikatakan metode kepustakaan adalah dengan penulis mencar refrensi buku-buku yang berada di perpustakaan. Dari buku-buku yeng penulis baca tersebut, penulis mencoba untuk membaca dan menelaah serta memahami isi buku tersebut. Selain refprensi dari perpus, penulis juga mengunakan sumber-sumber lainnya seperti sumber dari internet. Setelah penulis memahami benar-benar tentang buku-buku atau artikel-artikel tersebut, baru penulis memadul kannya sehingga menjadi sebuah makalah.
C. Tujuan Penulisan
Makalah yang berjudulkan “Perayaan Sabda Pada Hari Minggu dan Hari Raya” bagi penulis adalah penulis makin mengerti dan memahami tentang tata perayaan pada hari minggu dan hari raya, yang lebih khususnya lagi ialah tulisan ini sangat berguna bagi penulis, penulis sekarang masih dalam mempersiapkan diri sebagai seorang pewarta yang nantinya akan hidup ditengah-tengah masyarakat.
BAB II
NILAI HARI MINGGU BAGI UMAT BERIMAN
Hari Tuhan (Wahyu 1:10) atau hari kedelapan (Yoh 20:26) umat Kristiani menamai hari minggu, dan sebutan lainnya yang berhubungan dengan hari minggu tampak juga dalam kisah-kisah para Rasul 20:19 yang mengetakan bahwa hari minggu adalah hari pertama dalam pekan. Keterkaitan hari minggu dengan peristiwa kebangkitan Tuahn Yesus, makanya hari minggu sangatlah istimewa bagai umat Kristen. Dalam Konsili Vatikan II, yang mengatakan bahwa hari minggu adalah hari turunnya Roh Kudus dan pada hari minggu itu juga Gereja (Umat) mengenangkan kembali kebangkitan Tuhan.
Selain hari minggu adalah hari Tuhan, hari pertama dalam pekan dan hari kedelapan, hari minggu juga memiliki makna bahwa pada hari itu umat beriman berkumpul dan kesadaran ini sudah dimulai sejak jaman Para Rasul yang mengatakan umat beriman pada hari minggu harus berkumpul untuk merayakan atau mengenangkan kembali peristiwa kebangkitan Tuhan (Kis 2:42.26). perkumpulan umat pada hari minggu dalam suatu pesta selalu dikaitkan dengan pengenangan akan peristiwa kebangkitan Tuhan. Kabiasan untuk berkumpul pada hari minggu ini dapat kita temukan dalam surat kepada Orang Ibrani, di dalamya mengatakan bahwa umat Kristen haru berkumpul pada hari minggu dengan cara selau memberi nasihat akan hari kedangan Tuhan sudah dekat dan yang paling pokok dalam perkumpulan itu adalah mengucap syukur pada Tuhan kerena Ia telah membangkitakan Putra-Nya yang telah wafat dan menebus dosa manusia.
Allah dengan kekuatan-Nya memanggil umat-Nya untuk berkumpul dan mendengarkan sabda yang akan dibacakan, sebagai jawaban atas undangan Allah itu makanya umat beriman pada hari minggu berkumpul dan merayakan dan memperagakan keselamatan dalam dan Sang Sabda, sebagai tindakan umat akan perkumpula dan perhimpunannya, umat harus sadar bahwa perkumpulannya itu adalah bagian yang utuh dari umat beriman seluas semesta dan sepanjanag masa.
Ketika umat beriman berkumpul Tuhan hadir di dalamnya, tindakan umat yang berumpul dalam mengadakan liturgi bersama baik pada hari minggu atau hari raya dan di dalamnya akan dibacakan Kitab Suci, dengan melalui kitab suci yang dibacakan itu Allah itu hadir dan bersabda bagi umat-Nya. Kehadiran Allah juga tanpak pada waktu Gereja mememohon dan bermazmur, dan pertemuan dan perkumpilan umat beriman adalah sebagai salah satu tindakan Gereja yang nyata.
BAB III
TATA PERAYAAN SABDA PADA HARI MINGGU ATAU HARI RAYA
Para rasul adalah orang yang dipilih oleh Yesus sendiri, sebulum Ia wafat di kayu salab. Dalam perjalannan hidup mereka, para rasul telah banyak melihat atau meyaksikan perbuatan dan tindakan Yesus yang menunjukan diri-nya adalah Putra Allah yang hidup. Yesus bukan hanya dengan tindakan-tindakan-Nya saja Ia berbuat akan tetapi perkataan-Nya juga yang dapat memberikan penghiburan yang luar biasa bagi orang Israel pada waktu itu. Setelah Yesus wafat bagi umat manusia, sebagai ungkapan dan pembuktiaan Dia sebagai putra Allah, Oleh Bapa-Nya, Yesus dibangkitkan pada hari ketiga. Peristiwa kebangkitan inilah yang membuat Yesus benar-benar putra Allah yang telah menyelamatkan umat manusia, dan iman para rasul semakin diperkuat oleh-Nya.
Karena iman dan kepercayaan yang begitu kuat, dalam tradisi para rasul mereka secara khusus memperingati hari kebangkitan Yesus pada hari kedelapan, dan pada hari itulah mulai disebutnya hari Tuhan atau hari minggu. Hari Tuhan adalah hari untuk bertemunya umat beriman. Pernyataan ini sangat jelas sekali terlihat dalam dokumen-dokumen Gereja yang paling kuno.
Pada waktu itu, oleh para gembala diinggatkan kepada umatnya, bahwa hendalah pada hari minggu kita harus berkumpul untuk merayakan hari kebangkita Yesus Kristus. Ditegaskan lagi, sebagai tubuh mistik Kristus, janganlah kita memisahkan diri dengan Gereja dengan kita tidak datang pada hari minggu ke Gereja untuk merayakan hari Tuhan. Dalam konsili Vatikan II mengatakan sagat seirama dengan para gembala diatas, konsili vatikan II mengatakan hendaklah pada hari minggu umat Kristen berkumpul untuk mendengarkan sabda Allah yang akan dibacakan dan berpartisifasi dalam Ekaristi yang bertujuan untuk menegaskan sengsara dan kemuliaan Tuhan.
Tata dan gerak-gerik seorang pemimpin dalam perayaan sabda tersebut hendaklah disesuaikan dengan jabatannya dalam Gereja, diakon dalam memimpin sabda hendaklah ia sesuai dengan wewenanya sebagai seorang Diakon, contohnya dalam memberi salam, doa, membacakan injil dan membagikan kumuni suci. Dan apa bila seorang awam yang memimpin hendalah ia mengunakan rumus “semoga Tuhan Beserta Kita”. Awam dilarang sekalu mengunakan rumus ungkapan-ungkapan bagi kaum tertahbis.
Dalam perayaan sabda, untuk pembagian tugas dalam perayaan sabda terdiri dari babarapa bagian, diataranya:
- Pembuka
Dalam tata perayaan sabda, fungsi dari pembuka yaitu sebagai pengantar dan persiapan, dengan ini umat menyadari bahwa Tuhan sendirilah yang hadir ditenggah jemaat yang sedang berkumpul, umat dihantar untuk masuk dalam suasana upacara ibadat, melalui keadaan siap itulah kita dapat mendenar sabda Tuhan yang akan dibacakan dengan sikap sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus.
Nyanyian pembukaan dalam ibadat sabda adalah membuka sabda, mempersatukan umat yang pada waktu itu berkumpul, serta memghantarkan umat kepada misteri liturgi atau pesta yang sedang dirayakan, dan mengiring pemimpin ibadat untuk menuju mimbar bersama dengan petugas yang lainnya. Nyanyian pembuka dapat dinyanyikan oleh seluruh umat atau paduan suara, nyanyian pembuka dapat menyesuaikan dengan bacaan-bacaan pada hari itu menurut kalender liturgi. Nyanyin pembuka dapat berupa Mazmur yang menggunakan refrennya yang bersifat pesta.
Setelah perarakan tersebut sampai di depan altar, pemimpin dan petugas yang lainnya berlutut sebagai tanda hormat kepada Tuhan yang hadir dalam perayaan tersebut di tengah umat. Seusainya lagu pembuka dinyanyikan, pemimpin membrikan salam kepada seluruh umat sebagai tanda bahwa Tuhan hadir ditenggah-tengga kita, dan salam tersebut ditanggapi oleh umat dan itu menggungkapkan bahwa mistri Gereja yang sedang bersatu dan berkumpul. Dalam kata pengatar, pemimpin memberi penjelasan tentang inti misteri keselamatan yang dirayakan dan dapat menumbuhkan sikap tobat kepada umat. Dalam pernyataan tobat, umat secara khusus diajak untuk mengakui kesalahannya dan mempersiapkan diri untuk menangapi misteri keselamatan Allah ini, terlebih-lebih menyiapkan hati yang lebih terbuka untuk kedatangan Allah bagi umat-Nya.
Dengan rahmat pengampunan yang dari Allah kepada umat-Nya, seluruh umat memuji Tuhan dan itu tanpak dalam kidung kemulian yang dinyanyikan oleh umat. Kemulian sangat dihormati oleh umat Kristen kuno, karena madah kemulian dinyanyikan oleh Gereja sebagai berkumpulnya umat dan turunnyan Roh Kudus yamng memberikan kepada umat kuasa untuk memuji Allah Bapa, Allah Putra dan Allah roh Kudus, serta memohon belas kasih dari Allah dengan cara dinyanyikan secara berganti antara umat dan paduan suara atau dengan pemimpin.
Dalam bagian pembuka ini ditutup dengan doa pembuka yang menyatakan doa seluruh umat. Yang menjadi inti dari doa pembuka adalah suatu keprihatinan umat yang berkaian dengan misteri yang dirayakan pada waktu itu. Penyampaiaan doa pembuka dengan cara pemimpin memberi salam kepada umat dengan mengatakan “Semoga Tuhan Beserta Kita”. Kata-kata ini dimaksudkan untuk menyadarkan umat akan kerajaan Allah yang hadir di tenggah-tengga mereka dan mengajak umat untuk berdoa.
- Mendengarkan Sabda
Dalam liturgi sabda adalah Allah sendiri yang menyatakan diri kepada umat-Nya, dan itu semua bermaksud untuk menyatakan tentang misteri penebusan dan penyelamatan dari Allah. Setelah mendengarkan semuanya itu, sebagai salah satu tindaklan dari umat adalah umat menyempaikan semuanya itu dengan melalui doa umat.
Dalam memdengarkan sabda dapat diawali dengan mempersiapkan diri, tujuannya adalah memusatkan perhatian pada sabda yang akan dibacakan, yang menciptakan tanah yang subur sebagai tenpat benih sabda. Melalui bacaan-bacaan kitab suci Allah sendiri yang hadir. Seteh mendengarkan sabda Allah, sebagi tanggapan dari umat akan sabda Allah adalah umat melagukan Mazmur tanggapan dengan cara ayat-ayat dinyanyikan oleh petugas dan refrennya dinyanikan oleh umat. Apa bila mazmur tidak dinyanyikan, dapat dicarai pengantinya yang bisa diangap untuk menerungkan sabda Tuhan. Bait pengantar injil “ Alluya” adalah umat menyonsong dan menyelami Tuhan yang akan bersabda kepada mereka, dan ungkapan iman mereka tertung dalam lagu ynag mereka nyanyikan.
Dalam liturgi sabda, bacaan injil adalah puncaknya, karena bacaan injil lebih mulia dari pada bacaan-bacaan yang lainnya. Maka dari pada itu, petugas yang membacakan injil haruslah berdoa terlebih dahulu karena injil sangat dihormati oleh umat secara khusus. Aklamasi adalah ucapakan setelah bacaan injil, yang dimaksudkan umat mau menunjukan kepercayaan mereka akan Allah yang hadir yang telah bersabda kepada mereka didalam injil.
Setelah bacaan injil, homili atau renungan sangatlah perlu karena untuk menjelaskan misteri Kristus yang menyelamatkan umat-Nya yang sedang dirayakan, dengan penjelsan ini, sehingga misteri itu bisa relevan dan mempu memberi daya kekuatan yang segar bagi umat yang sedang berhimpun di situ.saat hening adalah unsur yang sangat penting bagi umat, karena umat dimunta untuk merenungkan sabda Tuhan yang baru dibacaakan dan diresapkan kedalam hati.dalam keheningan itu Allah dan manusia berdialog yang ditopang oleh Roh Kudus, dan umat meresapkan semuannya dalam hati serta menyiapkan tanggapannya dalam bentuk doa.
- Menanggapi Sabda
Melalui sikap dan dan cara umat, menangapi sabda adalah mengajak umat untuk menangapi sabda atas misteri keselamatan yang dirayakan. Syahadat para rasul adalah tanggapan iman umat akan sabda yang pertama, akan sabda yang telah dibacakan dan homili yang diberikan oleh pemimpin pada watktu itu, yang terpenting ialah umat menginggat kembali iman mereka akan Yesus Kristus.
Puncak dari sabda adalah umat melambunkan madah pujian, sabda yang tidak terjadi dimasa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Karena karya dan kemuliaan-Nya, umat diajak untuk memuji misteri tersebut dalam doa pujian, maka dari pada itu nama dari doa ini disebut doa pujian dan akhir dari doa pujian adalah nyanyian pujian yang dinyanyikan secara meriah.
Kepedulian umat terhadap kehidupan atau keperihatinan terungkap dalam doa umat semuan manusia. Sebagai konkretisasi, Gereja menyatakan ujud doanya:
V Dikhususkan kepada keprihatinan Gereja, termasuk pemimpinnya.
V Keperihatinan negara, masyarakat pada umumnya, termasuk pada pemimpinnya
V Kepada orang yang sedang menderita, dan
V Umat yang sedang berkumpul
Akhir dari doa umat ini, pemimpin mengajak umat untuk memanjatkan doa permohonan secara peribadi kapa Tuhan di dalam hati.
Selain doa umat, unsur tanggapan yang penting adalah doa kesatuaan Tuhan Kristus. Pada doa yang satu ini dibutukan kepada umat sebagai kesatuaan Tubuh Kristus, supaya mereka tahu bahwa perkumpulan dan kesatuaan mereka merupakan kesatuaan dengan Gereja semesta. Pada doa umat ini, pertama-tama umat memuji Bapa atau Kristus yang telah mempersatukan mereka yang telah menjadi satu dengan Kristus, dan kesatuaan ini akan memperteguk man umat. Setelah umat menmanjatkan doa mereka, dan doa itu disatukan doa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada kita yaitu doa Bapa Kami, orang katolik percaya dan yakin bahwa doa Bapa kami dapat merangkum dari semua doa yang umat panjatkan kepada Tuhan.
Pada perayaan hari minggu dari pedoman Roma, menyarankan agar liturgi sabda dilanjutka dengan komuni, akan tetapi syarat yang menjadi pedoman liturgi di roma itu sangatlah suli jika dilakukan di Indonesia karena masyarakat yang tersebar diberbagai belahan negara Indonesia. Nilai dari perayaan sabda adalah terletak pada sabda Tuhan yang dibacakan, direnungkan dan refleksikan, melalui semuanya ini makanya perayaan sabda pada hari minggu tidak diterimakan komuni untuk umat. Jika perayaan itu sesuai, tidak menutup kemungkinan akan diberikan komuni untuk umat yang disesuai dengan kebijakan dan kebutuhan Gereja setempat.
- Pengutusan
Doa penutup yang menjadi intinya adalah ucapan syukur atas karunia sabda dan misteri keselamatan yang baru saja dirayaka serta mohon bimbingan-Nya agar mampu untuk melaksanakan kehendak-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengumuman haru mendapat tempat yang khusus dalam ibadat sabda, karena disinilah akan dibertahukan hal-hal yang penting bagi kehidupan umat. Sabda Tuhan perlu untuk kita wartakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dana adalah salah satu penghujutan kehidupan umat Kristiani, makanaya dalam pengutusan diadakan kolekte sebagai tanggapan umat beriman akan sabda Allah. Dalam kehidupan sehari-hari hendaklah umat beriman mengamalkan ajaran Kristus yang mengutamakan kasih, dalam praktek yang demikian makanya umat beriman dalam pengutusan ini di adakan berket atau mohon rahmat supaya mampu untuk menjalani perintah Tuhan dan melayani sesamanya, kebulatan isi hati umat beriman akan rahmat yang telah diterimanya, umat beriman manyanyikan lagu penutup yang dapat disesuaikan. Dalam perayaan sabda/Ekaristi, umat beriman diperkuat dengan santapan-Nya, kini umat beriman diutus kembali ketengah-tengah masyarakat untuk mewartakan keselamatan serta membawa damai dari Allah di dalam masyarakat.
BAB IV
PETUGAS DAN PERLENGKAPAN DALAM PERAYAAN SABDA
A. Petugas Dalam Perayaan Sabda Hari Minggu
Ibadat seluruh umat adalah Liturgi, makannya dalam liturgi hendaklah semua umat ikut dalam berpartisivasi secara aktif di dalamnya yang disesuaikan dengan kemapuan dan tugasnya. Supaya semuanya yaitu perjalanan liturgi berjalan dengan baik, sangat baik jika seluruh petugasa dalam liturgi dididik dan dilatih dengan baik untuk meningkatkan pengetahuan mereka, keahliaan serta menambah pengalaman mereka.
Umat beriman berhimpun dalam ibat sebagai umat pilihan Tuhan yang telah dianugerahi rahmat sebagai nabi, imam dan raja, jika demikian hendaklah mereka mengamalkan baik dalam sikap takwa yang mendalam, menerapak tindakan cinta kasih dengan sesama yang mengikuti perayaan sabda. Tindakan yang patuh dan taat dalam mendengarkan sabda Tuhan yang akan dibacakan.
Pemimpin ibadat hendaklah Diakon atau orang lain yang telah dipercayakan oleh gereja untuk memimpin. Penanggung jawab tentang persiapan umat dan pelaksanaan ibadat. Tindakan yang sungguh-sungguh yang dipersiapkan oleh pemimpin ibadat dengan tujuan supaya perayaan tersebut bisa hidup dan meresap di dalam umat.
Petugas lektor adalah petugas yang sangat luhur karena kitab suci yang ia bacakan adalah sabda Tuhan yang akan berbicara sendiri kepada umat-Nya. Supaya pembaca mengerti akan sabda yang dibaca olehnya, seorang pembaca haruslah mempersiapkan diri matang-matang sebelum membaca. Umat dapat menikmati sabda Tuhan yang dibacakan oleh lektor jika tektor fokus dalam membacakannya dengan cara kontak mata dengan umat dengan jari dibawah mimbar serta denga suara yang lantang dan keras.
Sebagai tanggapan umat akan sabda Tuhan yang baru saja dibacakan, umat dapat melambukan mazmur yang dibawakan oleh solis, tangapan umat itu sangat indah jika mazmur itu berupa dialog dan artikulasi solis itu jelas dalam menyanyikan ayat-ayatnya. Umat dapat dengan mudah untuk terlibat aktif dalam perayaan ibadat sabda, jika komentator memperikan petunjuk akan ibadat yang akan dirayakan. Petugas dalam tatatertib dalam ibadat adlah orang yang berwibawa. Paduan suara adalah orang yang mewartakan sabda Tuhan dan memperindah peda perayaan tersebut, supaya paduan suara itu dapat berjalan dengan baik maka diperlikan seorang pemandu yaitu dirigen yang memberi perintah dan mengatur dalam kolompok koor bernyanyi.
B. Perlengkapan Dalam Perayaan Sabda
Pada hakekatnya, semua perlenkapan peralata dalam ibadat semuanya mau melambangkan bahwa Tuhan itu hadir dan berada di tenggah-tenggah umat-Nya, kehadiran Allah itu ditanggapi umat dengan sikap yang umat aktif dalam perayaan tersebut. Allah yang hadir dalam diri umat-Nya yang sedang berkumpul dapat disimbolkan dengan Salib, Lilin, Buku, dan pakayan Ibadat.
Salib adalah termasuk simbol yang pokok dalam perayaan liturgis orang Kristiani. Lilin adalah merupakan kehadiran Allah yang membawa terang kapada umat-Nya, sementara buku dalam ibada hendaknya mendapat perhatian yang terhormat dari umat, dalam ibadat buku yang digunakan adalah buku berwarna hitam. Tugas yang melayani Tuhan dan umat-Nya yang disimbolkan dengan pakaian yang digunakan oleh pemimpin ibadat dan pakaian yang sanggat cocok untuk digunakan oleh pemimpin ibadat adalah alba.
BAB V
PENUTUP
A. Relevansi
Dalam injil tertulis begini ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 18:19-20), perkataan Yesus yang demikiaan inilah yang menjadi semangat para Rasul pada waktu itu dalam tugas dan pewartaan mereka. Situasi politik romawi pada waktu itu yang menjadi gendala para rasul dalam mewartakan, namun ayat yang ada di atas menjadi kekuatan yang paling umata dalam para rasul dalam tugas mereka untuk bersaksi tentang Yesus.
Katekis adalah orang yang memberikan kepada pembinaan iman atau Guru Agama. Tugas seorang katekis adalah mewartakan sabda (mewartakan Kristus), memberikan pendidikan iman, dan mengembangkan Gereja. Dengan mengetahui tugas-tugas tersebut, maka seorang katekis harus sadar akan tugas dan panggilannya.
Dengan memilih tema dan mempelajari tantang perayaan sabda pada hari minggu dan hari raya diharapkan saya sebagai calaon katekis mengetahui fungsi dan memberi pembinaan kepada umat bahwa dalam Ibadat sabda itu adalah hari untuk berkumpul bagi para anggota umat Allah untuk mendengarkan sabda yang dibacakan. Dengan mempelajari tentang perayaan sabda pada hari minggu dan hari raya, itu akan mempermudahkan saya dalam tugas saya sebagai calan katekis yang nantinya akan berdinamika bersama umat dalam terang Tuhan. Dalam masa pendidikan ini, saya akan menimba pengalaman sebanyak-banyaknya, supaya pewartaan saya bisa kontekstual dengan tuntutan zaman.
B. Inspirasi
Dalam mewartakan sabda sanagat dituntut keseriusan dan kemauaan yang kuat dalam diri seorang katekis. Maka dengan demikian, saya sebagai seorang calan katekis yang akan terjun kemasyarakat nantinya, saya harus benar-benar dalam mengikuti setiap mata kuliah yang disampaikan oleh para dosen terlebih-lebih pada mata kuliah liturgi praktis ini, karena ibadat sabda dan Ekaristi adalah di mana umat itu berkumpul dan menyatukan imannya untuk bersyukur dan menimba kekuatan rohani dari Allah yang menjadi tujuan hidup orang yang beriman.
Kemauan dan keseriusan itu bakan hanya diucapakan dengan kata-kata saja melaikan dengan tindakan yang memcerminkan dengan sada yang kita wartakan. Dalam hal ini, hendaklah saya harus memberikan diri kepada kehendak Allah, dengan demikian saya tidak merasa takut atau cemas dalam menjalaninya, karena Tuhan pasti akan menuntun setiap orang yang memberikan diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya.
C. Implikasi
Dengan memilih tema ini saya berharap, saya bisa mengikuti pendidikan dan memberi pendidikan tentang perayaan sabda pada hari minggu dan hari raya dengan baik, berdasarkan dengan ajaran Gereja katolik. Untuk saya, saya harus bisa merasakan betapa pentingnya bagi saya untuk pergi mengikuti perayaan sabda pada hari minggu dan hari raya karena dari perayaan itulah saya bisa menimba kekuatan dalam saya mewartakan injil Tuhan dan bersaksi tentang DIA.
D. Aspirasi
Dengan memilih tema ini agar saya bisa menerapkannya dengan umat katolik. Dan tema ini sangat membantu saya dalam melaksanakan segala tugas yang pada awalnya saya tidak ketahui tentang segala hal yang bersangkutan dengan segala perayaan Ekaristi, saya menjadi bisa memahami dan mengetahui walaupun masih tahap belajar
DAFTAR PUSTAKA
Komisi Liturgi KWI. 1989. Tata Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya. Yogyakarta :Kanisius.
Hardawiryana. R, S.J. 1993. Dokumen Konsili Vatikan II. Depertemen
Dokumentasi dan Penerangan KWI: Obor.