Kamis, 13 Januari 2011

ARTI PENDERITAAN BAGI ORANG BERIMAN

ARTI PENDERITAAN BAGI ORANG BERIMAN
PENGANTAR
Dalam setahun terakhir ini, bangsa kita, bangsa Indonesia dibanjiri dengan berbagai kejadiaan-kejadian atau bencana alam yang melanda bangsa tercinta ini, melalui bencana-bencana itu, tidak sedikit menelan korban, bencana yang tidak mengenal orang tua, orang muda dan anak-anak dan tidak mengenal orang kaya dan miskin, tidak mengenal orang baik dan orang tidak baik, semuannya bagaikan tersapu bersih ditelan bencana. Yang menjadi korban bukan hanya harta-harta benda manusia, tetapi manusia pun termasuk di dalamnya. Bencana alam yang sirih berganti dari waktu ke waktu, mulai dari Tsunami di Mentawai, letusan gunung merapi, lumpur lapindo yang belum berakhir, bencana banjir, tanah yang longsor, hal lain adalah melambungnya harga bahan sandang, pangan, dan papan (bahan pokok) dalam tataran perekonomian hal yang semacam ini memberikan efek bagi kaum yang tidak mampu dalam hal pinansial mersa terhimpit di dalam segi kehidupan, dan masih banyak penderitaan yang terjadi di sana-sini di Negara kita tercinta Indonesia ini. Jika kita melihat kejadian itu, seolah-olehnya bencana yang membawa pada penderitaan beruntun terjadi di Negara kita tercinta ini, Negara Indonesia.
Bencana dan penderitaan yang amat besar terjadi terus-menerus di Negara kita ini. Bencana yang begitu banyak sekali memakan korban, dengan demikian banyak juga masyarakat Indonesia kehilangan tempat tinggal, sumber pencaharian, ternak dan milik yang lainnya. Begitu kejamnya bencana terhadap hidup manusia. Bencana yang tidak mengenal baik atau burunya sifat dan tingkah hidup laku manusa.
Situasi yang seperti ini banyak sekali memberikan bencana dan penderitaan terhadap hidup manusia. Antara harapan dan kepedihan hati yang terus-meneru terjadi dalam kehidupan manusia akan memiliki akibat yang luar biasa bagi manusia yang mengharapakan uluran tangan dari orang-orang yang memiliki kepedulian hati yang mendalam. Tidak jarang juga, dalam situasi yang demikin banyak umat manusia bertanya-tanya dimanakah Allah? Mengapa ini harus terjadi? apa yang Allah inginkan dari penderitaan ini?
Semuan orang, baik yang merasakan atau orang yang melihat dan penuh kepedulian terhadap orang terkena bencana bartanya-tanya demikian. Dalam hal ini, kekuasaan Allah selalu saja menjadi bahan pertanyaan banyak orang. Untuk mengerti lebih mendalam mengenai penderitaan, hendaklah harus dimengerti, apa itu penderitaan, tujuan dan maksudnya?
PENGERTIAN
Penderirtaan berasal dari kata derita. Penderitaan adalah sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung oleh hati . Pada kenyataannya, semua orang mengalamai penderitaan di dalam hidupnya hal yang demikian dapat dikatakan sebagai resiko di dalam hidup ini. Dalam hal ini, intensitas penderitaan yang dialami oleh manusia tidak sama, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Beberpa orang yang menganggap bahwa peristiwa perekonomian itu merupakan penderitaan bagi orang yang ekonominya rendah, akan tetapi itu bukan penderitaan bagi orang yang kesehariannya memiliki toko atau warung. Ada juga segelintir orang dapat berangkat, bangkit atau termotivasi dengan penderitaan yang ia alami . Melihat dari pernyataan yang ada, sudah bearti setiap manusia tidak bias terlepas dari yang namanya penderitaan di dalam hidup.
Dilain sisi, penderitaan dapat juga dikatakan sebagai hilangnya situasi yang baik di dalam kehidupan manusia, situasi yang bukan hanya menjadikan manusia kehidlangan kegembiraan saja, akan tetapi juga merasa di tolak, atau diri merasa tidak berkenan dihadapan Allah. Dalam hal ini, yang harus manusia lakukan adalah membenah diri dengan cara melakuakan pertobatan secara total (pemberian diri sepenuhnya kepada Allah) .
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Jika demikian, pertanyaan besar bagi manusia, apa saja yang menyebapkan manusia itu harus mengalami penderitaan di dalam hidupnya?
1. Orang menderita karena semasa hidup di dunia terkutuk dan dosa yang memerintah hati.
2. Adanya kebodohan dari diri sendiri
3. Adanya teguran dari Allah, mengapa? Karena manusia sudah tidak displin lagi dalam hidupnya dan Allah menbgasihi kita (Ibrani 12:6).
4. Menderita karena mempertahankan iman (2 Timotius 3:12).
Dalam rancangan Allah, penderitaan adalah sesuatu yang menuntut manusia supaya dapat berpikir. Penderitaan merupakan alat yang dipakai Allah untuk membuat umat manusia menjadi peka dan yang dipakai Allah untuk mencapai maksud-Nya dalam hidup kita yang tidak bisa terjadi selain lewat pencobaan dan lewat keadaan yang tidak menyenangkan.
HAKEKAT DARI PENDERITAAN
Berbicara megenai hakekat penderitaan, ada banyak hakekat dari penderitaan, penderitaan itu merupakan sesuatu peristiwa yang menyakitkan, karena penderitaan tidak memiliki ampun sifatnya keras. Hekekat yang lain dari penderitaan adalah menyedihkan, penderitaan menimbulkan pertanyaan, mengapa itu terjadi, penderitaan juga merupakan suatu proses dalam pemurniaan iman, dan yang pasti adalah penderitaan tidak dapa di hindari dari hidup ini.
Bagin orang beriman, penderitaan merupakan sebuah mistri, dikatakan misteri adalah bahwa dalam, penderitaan selalu ada sesuatu atau maksud terdalam yang ada di dalamnya. Bagi orang beriman, penderitaan merupakan rencana untuk membangun iman kepada kemahakuasaan Allah. Dalam menghadapi penderitaan yang terjadi, hendaklah harus dimengerti makna dan tujuan dari penderitaan yang dialami, dan ini semua menuntut kepada manusia untuk memiliki iman yang teguh kepada Allah yang Mahakuasa.
MENGAPA KITA HARUS MENDERITA?
Sebuah pertanyaan klasik yang sering muncul dari setiap bibir manusia, mengapa kita harus menderita? Dalam hal ini, yang harus dimengerti adalah bahwa hidup adalah sebuah misteri, dan manusia tidak dapat menyelaminya. Belajar dari pengelaman Ayub. Ayub adalah seorang yang egois hidupnya dalam percaya kepada Allah, untuk menguji kesetiaan Ayub dan ketakutannya akan Allah, maka Allah memberikan permisi kepada setan untuk mengiji Ayub dan membuat hidupnya menderita. Dengan demikian ayub menjadi orang yang amat miskin, harta bendanya habis.
Ayub di dalam kehidupannya banyak sekali bergumul dengan penderitaan, penderitaan yang tidak dapat ia tolak. Penderitaan yang bukan hany memakan ataum melenyapkan harta benda, kekayaan yang menjadi kepunyaannya saja, akan tetapi anak-anak, istri yang menghianatinya dan teman-tamannya sirnah. Ayub merasa ia tidak memiliki orang-orang lagi yang berada di sekitarnya, akan tetapi imannyalah yang selalu menguatkan aub dalam segala pencobaan itu.
Ayub memandang penderitaan yang ia alami merupakan sebuah hukuman, oleh kerena itu dosa merupakan sebuah peringatan atau teguran, sekaligus merupakan sebuah penyucian atau pemujrniaan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Doktrin Ortodoks sering dipandang sebagai sebuah akibat dari dosa manusia itu sendiri, dan dengan penderitaan itulah manusia di murnikan oleh Allah.
MENGAPA AYUB YANG MENJADI TELADAN DALAM MINYIKAPI PENDERITAAN?
Kitab Ayub dimulai dengan setan yang mengklaim bahwa Ayub adalah orang egois yang hanya mengikuti Allah karena berkat Allah. Untuk menguji Ayub, maka Allah memberikan izin kepada setan untuk membuat hidup Ayub mengalami penderitaan yaitu sebuah tugas yang setan laksanakan dengan baik. Ayub akhirnya kehilangan segalanya. Salah satu hal yang menambah penderitaan Ayub adalah dia sendiri tidak mengerti alasan dia menderita
Mengapa harus Ayub yang menjadi teladan dalam menyikapi penderitaan? Harus diketahui bahwa Ayub adalah model dari orang yang beriman kepada Allah, orang yang patut dicontohi dalam menjadi hamba Allah. Dalam hal ini yang barus dimengerti adalah bahwa kitab Ayub dipilih berdasarkan refleksi sebuah problema penderitaan, terutama penderitaan orang yang hidupnya amat beriman, saleh, dan takut akan Allah. Ayub didalam hidupnya adalah orang yang saleh, takut akan Allah dan pemberiaan dirinya kepada Allah ingin mengatakan bahwa Ayub adalah orang yang benar-benar beriman kepada Allah. Ayub, dengan kehidupannya yang amat kaya, ia adalah seorang yang takut akan Allah.
Untuk menjadi sosok seperti Ayub sangatlah mudah, akan tetapi untuk menjadi hamba Tuhan seperti Ayub amatlah sulit, kerana dalam iman manusia diuji kesetiaanya sama seperti Ayub yang diuji oleh Allah. pengizian Allah yang memberi inzil iblis untuk menguji kesetiaan Ayub kepada Allah merupakan peristiwa yang ingin menguji kesetiaan Ayub kepada-Nya (ay 1:12) “Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN”.
Dalam hidupnya, Ayub memiliki empat kebijakan diantaranya adalah kebenaran, jujur, takut akan Allah, dan menjauhi segala hal yang dapat membuat kejahatan. Jika benar demikian, pertanyaan yang amat besar yang muncul, megapa ayub harus menderita?. Perlu untuk dimegerti, bahwa penderitaan merupakan sebuah misteri yang tidak dapat manusia pikirkan, atau tebak, akan tetapi penderitaan hanya dapat manusia rasakan. Dengan penderitaan yang demikian maka manusia harus sadar bahwa dirinya adalah hamba Allah.
Dalam situasi penderitaan yang dialami oleh Ayub, apakah Ayub pernah memberontak dan mengutuk Tuhan? Dalam hal ini, harus dilihat bahwa ada tiga bentuk godaan yang di alami oleh Ayub, diantaranya adalah
1. Dengan penderitaan yang dialami olehnya, apakah Ayub masih tetap berbuat kebaikan?
2. Pengabdiaan Ayub kepada Tuhan hanya termotivasi kerana harta kekayaan yang ia miliki ataukah murni dari hatinya?
3. Siapa seperti apa yang harus ayub lakukan dalam menghadapi Tuhan dan orang lain?
Selain sebagai orang yang beriman kepada Allah, Ayub juga sebagai orang yang memiliki moral yang amat tinggi, dan itu terlihat dari cara hidupnya yang berbuat baik kepada sesamanya. Di lain sisi, orang dapat mengatakan bahwa dengan penderitaan yang dihadapi oleh Ayub dalam keghidupannya akan membuat diri Ayub yang memiliki moral yang sangat tinggi berubah menjadi orang yang imoral. Dalam bentuk godaan yang pertama, Ayub mampu untuk mengatasianya.
Meskipun anak-anaknya mati, dan hewan ternak yang begitu banyak di ambil oleh orang lain akan tetapi Ayub tetapi menjadi hamba Allah yang setia. Mengapa Tuhan memberikan semuannya itu terjadi pada Ayub? Disinilah letak Ayub digodai. Dalam kehidupan masa kini, baik dari berita yang didengar, dilihat atau dirasakan sendiri oleh manusia, atas ketidakadilan yang terjadi, dalam keadaan yang sama terjadilah kutukan akan Tuhan. Ayub telah mengalami semuannya segala bentuk penderitaan yang telah ia terima semasa hidupnya.
Hal yang harus dimengerti bahwa dalam kehidupan ini, kegembiraan dan penderitaan merupakan peristiwa yang harus manusia hadapi, lalui dan semuannya membawa manusia kepada pemurniaan hidup dengan melalui pertobatan yang total. Hiudp bukan hanya untuk satu saat akan tetapi untuk banyaknya waktu yang dilewati, dan dalam masa-masa itulah manusia harus selalu berjuang dengan berlandaskan iman, harapan dan kasih, dengan demikin maksud dan tujuan dari penderitaan yang dihadapi oleh manusia merupakan sebuah bentuk pemurniaan manusia dari hidup kedosaannya dan melakukan pertobatan. Pertobatan yang total merupakan satu-satunya jalan untuk menuju kepada keselamatan bersama dengan Allah.
KESIMPULAN
Penderitaan adalah hal-hal buruk yang menimpa kehidupan seseorang, termasuk bencanaalam, sakit penyakit, kematian, dan kejahatan. Kehadiran atau bencana penderitaan yang manusia alami penuh dengan misteri, penuh dengan pertanyaan. Sesuatu yang diduga tidak mebuat manusia menderita, akan tetapi membuat manusia menderita, begitu juga sebaliknya. Antara kegembiraan, sukacita dan penderitaan silih berganti dalam kehidupan manusia.
Banyaknya kejadiaaan yang terjadi disetiap detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun silih berganti, dan itu semuan menuntut manusia untuk selalu setia, tanggap, dan berani dalam menyikapinya dengan bijaksana. Dengan satu letusan mengakibatkan beribu orang yang mengalami penderitaan, dengan sekali goncangan beribu orang yang mengalami kepedihan dan kemiskinan. Kenyataan dan kenyataan rell yang ada ini merupakan peristiwa-peristiwa yang harus selalu manusia hadapi dan dalam keadaan yang semacam ini menuntit manusia untuk selalu siap dalam menyikapinya dnegan bijaksana .
Sebagai orang beriman kepada Allah yang Mahakuasa, pada kenyataannya kehidupan orang beriman telah diatur. Dalam menyikapi penderitaan, ayub telah menberi contoh yang amat berguna bagi orang beriman bias bertekun dalanm menyikapi penderitaan. Dalam kitab Ayub 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! Kalimat ini adalah bagian dari salah satau perkataan Ayub, dalam hal ini Ayub menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada kehendak Allah menguji kesetiaanya, dan dalam kalimat ini juga Ayub tidak mengutuk Allah.
Seperti yang diketahui, Ayub adalah orang yang beriman, saleh, dan memiliki sikap egois terhadapa kesetiaannya kepada Tuhan. Hidup yang memiliki moral yang tinggi atau beriman kepada Allah bukan berarti hidup manusia dapat terhinda dari yang namanya penderitaan. Penderitaan merupakan kenyataannya atau hakekat dari kehidupan ini, maka dari pada itu, Ayub patut untuk dicontohi dalam kehidupan orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus yang menyikapi penderitaan dengan rendah Hati. Penderitaan Ayub, jika kita telurusi dalam kitab Ayub bukanlah dari dosa yang diperbuat olehnya, akan tetapi penderitaan yang ia hadapi merupakan perbuatan si iblis yang memohon kepada Tuhan untuk menguji kesetiaan Ayub akan kehidupannya. Ayub 1:12 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.
Penderitaan yang dialami oleh Ayub dalam kehidupannya merupakan bentuk kehidupan yang sangat tragis dan sangat sulit untuk kita pahami. Penderitaan bukan hanya dialamai oleh Ayub di masa lampau, akan tetapi sampai sekarang penderitaan itu juga masih dialami oleh manusia pada masa kini. Dalam hal ini, apa yang harus dilakukan. Berlajar dari hidup seorang Ayub, hendaklah dalam kehiduapn ini berbenah diri, terutama memperkuatkan diri dalam kehidupan beriman kepada Allah, dengan demikian penderitaan, ketidak adialan dan sejenisnya akan membawa kepada pemurniaan hidup bersama Allah.
Dalam hal ini, apa yang mau dipetik dari penderitaan Ayub sebagai pedoman hidup dalam menyikapi penderitaan yang dialami dalam kehiduapan ini, diantaranya adalah ada 3 hal yang mau kita pelajari dari penderitaan sekaligus keyakinan iman Ayub ini, dan juga dari penderitaan dan penghiburan Rasul Paulus?
1. Tuhan mengajak kita untuk menghadapi berbagai kesukaran hidup dan mengatasinya dengan bijaksana. Dalam kesempatan ini banyak pilihan yang harus diputuskan, diam, meungu, dan bekerja, dan semuannya itu merupakan pilihan yang harus diputuskan.
2. Tuhan mengajak kita agar selalu bersyukur dan bergembira serta menerima ikhlas kenyataan hidup kita. Dalam hal ini memang sulit sekali dijalani, akan tetapi kenyataan hidup ini harus disyukuri dengan demikian akan memampukan hidup ini mengalami kegembiraan yang luar biasa.
3. Tuhan Allah mengajak kita agar tetap taat dan setia. Hanya dalam persekutuan dengan hidup di dalam Tuhanlah kita mampu dan dapat setia baik dalam suka maupun duka.
Dari ketiganya ini merupakan hal yang harus ada dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat mengalahkan penderitaan yang terjadi padanya, akan tetapi manusia dapat bangkit dan membenah diri dengan melalui penderitaan yang dihadapi olehnya .
Tujuan Allah mengiziankan penderitaan itu terjadi pada manusia adalah supaya rencana Allah itu tercapai. Tujuannya adalah supaya manusia dapat mengalami Allah sendiri dan semakin akrab hidup bersama Allah (Ayub 42:1-6). Selain itu juga, supaya penderitaan yang manusia alami menjadi sebuah kesaksian hidup seperti Ayub yang kemudian mendapatkan balasan samapai dua kali lipat dari yang ia miliki “Ayub 42:10 Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahul”. Dan dari kehidupan ayub yang setia kepada Allah, Ayub telah memuliakan Allah dihadapan malaikat dan iblis (Ayub 1-2) dan manusia (1Ptr. 4:16). Kemahakuasaan Allah telah ditunjukan dari penderitaan Ayub, kemualiaan Allah, dan memberikan penjelasan dari orang yang hidupnya beriman kepada Allah (1Ptr. 3:14-15).
Dengan penderitaan yang dialami dan mampu untuk bangkit dari penderitan tersebut akan membuat orang dapat menghibur dan menguatkan orang lain yang sedang mengalami penderitaan (2Kor 1:3-4), dalam kehidupannya baik kekuarangan dan dalam kelimpahan tidak sombong serta terus bergantung dari anugerah Allah (2kor 12:7), supaya imannya diuji dan akan menghasilkan kemurniaan hidup beriman kepada Allah, ketabahan, ketekunan, dan tahan uji serta menghasilkan hidup dalam kedewasaan rohani (penderitaan Ayub, Rm. 5:3-5; Yak.1:2-4; 1Ptr. 1:6-7), dan dengan demikian mereka akan taat kepada Allah (ibr 5:8).
Dari penderitaan yang dihadapi oleh manusia, penuh pertanyaan diamankah Tuhan? Apakah dia tidak melihat hamba-Nya menderita? Allah menjawab penderitaan manusia bukan dengan menyinkirkan penderitaan dari kehidupan manusia, akan tetapi penderitaan itulah yang digunakan oleh Allah untuk mengenapi tujuan dan rencana Allah yang amat kekal dan kuasa atas hidup manusia. Melalui pemahaman yang semacam inilah menuntut sikap yang harus ada pada diri manusia terhadap penderitaan yang ada pada diri kita dan terjadi pada orang lain, hendalah manusia dalam kehidupannya menerima dan memaknainya berdasarkan tujuan yang hendak Allah lakukan melalui penderitaan itu  

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Bahasa Indonesia
R.M, Johanes dan Suhendra, H.J. 1998. Pederitaan dan Probelma Ketuhanan. Yogyakarta: Kanisius
Written by Administrator Wednesday, 09 September 2009 17:18 - Last Updated Thursday, 18 March 2010 10:41
http://rumametmet.com/2008/07/23/belajar-susah-berguru-bahagia
http://webcache.googleusercontent.com
hamptonk3@bible.org
http://albento.multiply.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar