Minggu, 07 November 2010

MENJADI GURU MERUPAKAN ”PANGGILAN JIWA”

MENJADI GURU MERUPAKAN
”PANGGILAN JIWA”
”Refleksi Prsktek Mengajar”

Menjadi guru yang profesional bukalah hanya guru yang bisa mengajar berdasarkan pendidikan yang ia dapatkan, dan bukan hanya terdapat pada penerapan kurikulum dan proses pembelajaran saja, akan tetapi sangat penting bagi guru untuk mengerti akan kebutuhan siswa yang ia hadapi, mampu mengimplementasikan apa yang telah ia dapatkan atau profesinya sebagai pendidik. Guru yang dikatakan sukses dalam mengajar adalah guru yang mampu untuk membawa peserta didik ke dalam kematangan hidup yang dewasa, baik sebagai hidup menusiawi maupun hidup rohani.
Dalam hal ini saya sangat bersyukur sekali, karena mulai sejak dini saya telah di didik untuk menjadi guru yang profesional, dan itu dimulai dari praktek mengajar yang dikhususkan bagi para calon pengajar atau pendidik. Mengajar bukalah sesuatu pekerjaan yang sangat mudah, mengajar itu bearti kita mengubah bukan hanya dari ketidak tahuaan peserta didik menjadi tahu, akan tetapi mengajar merupakan panggilan hati yang menuntut untuk saling membantu antara peserta didik dan pendidik, maka dari pada itu, jika mengajar hendaklah pekerjaan atau perofesi itu haruslah didasarkan panggilah hati yang ingin mengembangkan, membentuk, membina dan mengarahkan pribadi-pribadi yang cerdas, tangguh dewasa dan tanggap dalam segala aspek kehidupan.
Pendidik bukan hanya mampu untuk hadir dan menyampaikan materi saja, akan tetapi pendidik hendaklah harus mempu memberi perubahan baru kepada peserta didik dalam segala aspek kehidupan ini. Tindakan inilah yang hendak saya capai untuk menjadi guru yang profesional.
Pada praktek ini, saya mendapat tempat mengajar di SDK Santa Maria, Madiun. Sebagai guru yang baik, hendaklah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk digunakan dalam proses belajar mangajar, guru tersebut haruslah mempersipkan diri sebaik mungkin terutama bahan-bahan yang akan digunakan dalam mengajar. Pembuatan rencana pembelajaran merupak sebagian dari persiapan yang matang dalam diri guru, dalam hal ini, sebagai mahasiswa yang praktek, saya oleh lembaga STKIP Widya Yuwana diberi kesempatan empat kali untuk melalukan tatap muka dengan siswa yang tingkatnya masih sekolah dasar, awal yang sangat menyenangkan, itu dikarenakan ada keselarasan antara saya dan siswa yang saya ajar.
Sebagai calon guru kedepannya, saya harus memiliki pegangan atau pengalaman mengajar, melalui praktek sekolah ini banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan, mulai dari cara saya mempersiapkan diri, menghadapi berbagai macam karakter siswa, menguasi kelas supaya apa yang saya sampaikan dapat dengan muda dipahami oleh siswa. Dalam hal ini, yang dituntut dari saya adalah kerendahan dan kesetiaan dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. Namun hal yang demikian tidaklah cukup, proses pembelajaran yang amat baik jika kita dapat memberikan sesuatu yang bukan hanya menjadi pengetahuan bagi peserta didik, akan tetapi pelajaran yang diberikan dapat menjadi pegangan dan menjadi tujuan hidup mereka dalam menjadi pendamai dan pembawa kesejahteraan bagi Agama dan Bangsa ini.
Saya pribadi dapat merasakan, bahwa proses belajar untuk menjadi pendidik ini bukanlah mudah, maka dari pada itu saya dapat menyimpulkan bahwa menjadi pendidik merupakan panggilan hati atau jiwa. Jika mendidik berdasarkan hati dan panggilan jiwa, maka apa yang diberikan oleh pendidik merupakan sesuatu bukan ia mengerti akan tetapi sesuatu yang ia cintai dan kasihani. Mendidik merupakan sebagian dari ungkapan iman, mengapa demikian, karena iman kita kepada Yeng Kuasa terungkap akan cinta kita kepada sesama. Dengan berlandaskan pernyataaan ini, saya dalam praktek ini tidak merasakan ketakutan, kecemasa, akan tatapi perasaan yang saya alami adalah saya merasa itu panggilan bagi saya untuk membantu teman-teman, saudara-ssaudara saya yang mebutuhkannya.
Kesatuan hati saya dengan apa yang akan saya berikan kepada siswa akan memampukan bagi saya untuk mengerti pendidikan yang baik untuk diberikan. Dalam hal ini, saya pribadi dapat menyimpulkan, bahwa mengajar bukan semata-mata mentransfer ilmu saja, akan tetapi sebagai ungkapan iman dan cinta kasih kepada generasi yang mau berkembang.
Maka pada kesempatan ini, saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Lembaga STKIP Widya Yuwana, para dosen, dosen pembimbing Pak Gabriel Sunyoto. S.Pd selaku dosan pembimbing saya dalam PPL sekolah ini, juga kepala sekolah dan staf guru SDK Santa Maria, di mana telah memberikan kesempatan, kepercayaan kepada saya selaku mahasiswa yang praktek untuk menjadi pendidik di sekolah tersebut. Saya dapat merasakan dengan peluang atau kesempatan ini, saya bukan hanya dilatih dalam menjadi guru yang hanya bisa membuat administerasi sekolah akan tetapi saya diajarakan bangaimana mendidik para murid dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Belajar dari kekurangan dan kelemahan yang telah saya hadapi, saya harus membangun diri dengan sematang mungkin supaya saya bisa menjadi pendidik yang humanis, profesional, aktual dan kontestual dalam menangapi kebutuhan zaman. Dan hendaklah saya harus mendasarkan tugas dalam mengajar ini mejadi panggilah hati yang menuntut kepada saya untuk selalu bertanggungjawan, rendah hati dan penuh kesetiaan.
Melalui refleksi ini, saya ingin memberi motivasi bagi teman-teman seperjuanganku untuk mampu menjadi Guru atau calon Guru yang mendasarkan panggilannya sebagai pendidik dari keinginan hati atau jiwa untuk menciptakan generasi yang memiliki potensi ungul sebagai penerus Bangsa, Negara dan Agama. Menjadi Guru bukalah hal yang gampang, akan tetapi menjadi Guru merupakan panggilan jiwa untuk mengikat diri pada kerinduan akan tercapainya kesejahtraan dan kedamaian bangsa, Negara dan Agama. Salam dari saya untuk kita semua. Mari kita mengsukseskan cita-cita Bangsa, Negara Indonesia tercinta ini, serta Agama.


Nama Penulis : Silvester Nyawai
Status Penulias : Mahasiswa STKIP Wadya Yuwana Madiun
Alamat Penulias :Jln. Soegijopranoto (d/h.Jln. Mayjend. Panjaitan), Tromol Pos 13.
Kode Pos : Madiun 63102

Tidak ada komentar:

Posting Komentar