Minggu, 10 April 2011

KELUARGA MENJADI AGEN PEMBEBASAN HAK ASASI MANUSIA


KELUARGA MENJADI AGEN PEMBEBASAN 

HAK ASASI MANUSIA
 

Keluarga merupakan sumber kekuatan suatu negara. Bangsa, Negara dan Gereja akan sehat dan kuat bila keluarga-keluarga juga sehat dan kuat. Keluarga merupakan hal atau agen terpenting bagi setiap kehidupan manusia, hal ini sudah dirancang Allah sejak awal penciptaan dunia. Suami, istri dan semua anggota keluarga mesti sungguh-sungguh menyadari akan arti penting keluarga serta mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu hendaklah keluarga harus mengetahui bagaimana sebenarnya rancangan Allah bagi setiap keluarga.
Menurut rencana ilahi, ada tiga pengertian hal yang terpenting dalam keluarga diantaranya adalah 1)Tempat untuk mengabdi/menyalurkan apa yang Tuhan taruh dalam hidup kita, 2) Keluarga adalah suatu komunitas besar dan 3) Keluarga bersifat jangka panjang. Dalam hal ini, Tuhan meminta kepada kedua pasangan supaya untuk saling mengasihi satu sama lain, mencipatakan suasana damai, tenteram, dan penuh kehangatan dalam kehidupan keluarga.
Jika melihat rencana Allah terhadap kehidupan keluarga, sekilas dapat dimengerti atau direfleksikan bahwa tanggak atau dasar dari kehidupan atau segala-galanya dalam dunia ini sumbernya dari keluarga. Sebuah pertanyaan bagi kita semuan, dengan melihat realitas yang ada didalam kehidupan keluarga pada saat ini? Sudahkah hal yang demikian dialami oleh keluarga, terutama keluarga sebagai agen pembebasan?
Pada masa sekarang, pola kehidupan keluarga bukan hanya terbentuk oleg kehidupan yang telah menjadi tradisi, dan itu kuno. Pada masa sekarang kehidupan dan pola gerak dan gerik keluarga sudah terbentuk dengan yang namanya budaya globalisasi. Hampir 100% kehidupan keluarga dibentuk dengan budaya globalisasi yang semakin hari semakin menyerang kehidupan keluarga. Hal yang sangat nampak adalah dalam siaran yang ada di televisi, hampir semua iklan yang ada memberikan kemudahan dalam keluarga bergerak, mulai dari peralatan rumah tangga sampai pada bagaimana keluarga menciptakan situasi bahagia dalam keluarga.
Jika melihat hal yang demikian, mengapa masih ada terjadi KDRT, perceraian dan perselingkuhan yang terjadi dalam kehidupan keluarga? Ternyata, jika melihat hal yang demikian, sudahkah keluarga menjadari dirinya sebagai agen pembaruaan atau agen yang menumbuhkan perdamaian di dunia ini seturut rencana Ilahi?
Keluarga merupakan sumber mata air yang mengalirkan kehidupan, kebahagiaan, kedamian. Sebagai agen, hendaklah keluarga harus menjadi dasar atau pondasi yang bisa mencerminkan kedamaian, kebahagiaan dalam kehidupan mereka. Hal tersebut akan terjadi jika kedua pasangan suami dan isteri beserta anggota keluarga mau menghargai hak asasi masing-masing.
Menumbuhkan dan mengembangkan pola saling mengasihi serta mencintai dalam kehidupan keluarga serta menghormati hak asasi masing-masing anggota keluarga merupakan langkah awal peran keluarga yang menjadi agen yang mendatangkan pembenasan bagi jiwa-jiwa yang ada di dalamnya. Keluarga tersebut merupakan model bagi keluarga lain. Dalam kehidupannya, keluarga hendaknya dapat menjadi contoh bagi keluarga-keluarga lain.
Sebagai penentu keselamatan dunia dan Negara, dalam Firman-Nya Maleakhi 4:6, Tuhan berkata "Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah". Adanya perdamaian dalam keluarga-keluarga merupakan salah satu indikator bagi Allah untuk tidak menghukum suatu daerah (kota dan atau dunia).
Keluarga hendaklah kamu menjadi dirimu sendiri, demikianlah hal yang dikatakan oleh Paus Yohanes Paulus II kepad keluarga. Kerinduan paus Yohanes Paulus II akan adanya kebahagiaan dalam hidup bekerluarga ama mendalam. Paus memandang bahwa keluarga bukan hanya menjadi agen akan tetapi menjadi inti atau sel yang pertaman, hal ini bukan hanya berkaitan dengan munculnya nafas kehidupan yang baru, akan tetapi dari keluarga itulah bentuk-bentuk pola mengisi kehidupan ini muncul, jika keluarga tidak mencerminkan adanya kebahgiaan, kedamiaan atau pembenasan bagainama Negara, bangsa dan Gereja akan menjadi bangsa, Negara dan Gereja yang membawa kedamian atau pembebasan, karena Negara, bangsa dan Gereja ada berasal dari kehidupan yang telah lahir dari keluarga.
Keluarga dipanggil oleh Tuhan untuk mendatangkan segala bentuk kehidupan di dunia ini bukan hanya melahirkan nafas kehidupan saja akan tetapi mengisi kehidupan ini dengan sesuatu yang penuh makna. Dalam hal ini, apa yang seharusnya keluarga lakukan, supaya suasan yang diharapkan oleh Bangsa, Negara dan Gereja terutama Tuhan itu dapat diwujud nyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberpa hal yang saya anggap penting untuk keluarga ketahui, supaya dalam pendangan Allah bahwa keluarga sebagai agen, inti atau sel dari segala-galanya, diantaranya,
1.      Keluarga sadarlah, karena dengan kesadaran maka keluarga akan mengerti posisinya, tugas, fungsi dan tujuan dari terbinanya kehidupan keluarga.
2.      Sebagai warga Negara, dan Bangsa Indonesia ini, hendaklah sikap patriot, nasiona, dan demokrasi harus ada dalam tata kehidupan keluarga. Terlibat dalam pengembangan masyarakat RT, RW, Kecematan dan bangsa Indonesia ini. Tumbuhkan semangat para pejuang dalam memerangi kekerasan dalam rumah tangga, dan selalu semangat dalam mendeklarasikan perdamaian dan kebahagiaan dalam keluarga.
3.      Sebagai warga Gereja, hendaklah dalam kehidupannya nilai-nilai injil Iman, Harapan dan kasih harus mewarnai kehidupan keluarga, baik dalam pola pendidikan atau menjalian relasi serta komunikasi antara anggota keluarga. Menimba, mendalami dan merefleksikan sabda Tuhan dalam injil-Nya merupakan hal yang harus keluarga lakukan, karena Allah menyapa, mendidik serta memanggil keluarga untuk menjadi cermin kedamaian dan kebahagiaan dalam segala bentuk kehidupan di dunia ini.
Keluarga merupalkan lilin yang bernyala ditengah kegelapan yang menerangi segala sudut-sudut ruangan sehingga ruangan yang gelap menjadi terang, keluarga sebagai garam yang memberikan rasa bagi kehidupan ini, sebagai ragi hendaklah keluarga selalu mengalirkan kehangatan cinta kasih, iman dan pengaharapan bagi kehidupan dunia, bangsa dan Gereja.  Jika hal yang demikian telah keluarga sadari, dibina secara terus menerus dalam kehidupannya serta menghidupinya dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan sebagai umat Allah maka air kedamaian, kebahagaian dan sukacita akan mewarnai kehidupan ini, dengan demikian maka pantaslah keluarga dapat dikatakan sebagai agen dari munculnya pembebasan dalam kehidupan ini.

Ditulis oleh Silvester Nyawai
Mahasiswa STKIP Wadya Yuwana Madiun
Jln. Soegijopranoto (d/h.Jln. Mayjend. Panjaitan), Tromol Pos 13.
Madiun 63102

  Diterbitkan dimajalah Kana Malang Tahun 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar