PANGGILAN MENJADI GURU AGAMA KATOLIK
SEBAGAI TUGAS PENDIDIK YANG MULIA
Silvester Nyawai
1.1 PENDAHULUAN
Menjadi guru bukalah hal yang amat mudah dan gampang. Tugas menjadi guru merupakan sebuah panggilan yang mulia, panggilan hidup, mengapa dikatakan demikian, karena menjadi guru memiliki banyak tantangan dan godaan hidup. Guru bukan hanya dipanggil untuk mendidik supaya orang dapat berkembang dalam hal intelektual saja, akan tetapi guru juga harus mendidik orang supaya dapat berkembangan dalam hal moral.
Demikian juga seorang guru agama, terutama agama katolik. Dewasa ini, sering kali didengar bahwa masih banyak sekolah-sekolah baik itu negeri maupun swasta kekuarangan tenaga pengajar, terutama pada guru agama. Ibaratnya, kebutuhan banyak, akan tetapi peminat sangat sedikit. Dewasa ini juga, dalam dunia pendidikan sedang ditegakan sistem pendidikan karakter. Sistem ini merupakan sistem yang mengutamakan kareakter siswa yang bermutu.
Orang yang dikatakan pintar bukan hanya dilihat dari segi intelektualnnya saja, akan tetapi sikap, sifat dan karekater seseorang juga dapat menentukan seseorang bisa sukses dalam karil hidupnya. Kehadiran guru agama, terutama guru agama katolik merupakan tugas yang amat mulia, karena guru agama katolik mendidik siswa untuk bisa semakin berkambang didalam moral dan imannya. Membawa iman yang dewasa dan kepenuhan hidup bersama Yesus Kristus sendiri merupakan tugas seorang guru agama.
Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan siapa guru agama kateolik, dan bagaiman ia harus menyempaikan kabar gembira kepada siswa yang ia didik, sehingga setiap pribadi yang menerimannya dapat merasakan sukacita yang berlimpah dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan mampu mengamalkan hidup yang bermoral.
1.2 PANGGILAN MENJADI GURU AGAMA KATOLIK
Tidak semua orang Katolik mau menjadi guru, akan tetapi faktanya setiap orang katolik diapanggil untuk menjadi guru, terutama guru yang ikut terlibat dalam dunia pendidikan sebaga guru yang mengajar dibidang Pendidikan Agama Katoli.
Menjadi guru agama katolik bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, bukan juga sebagai sebuah jalan pintas dalam mencapai kehormatan atau yang lain. Menjadi guru agama katolik dapat dikatakan menjadi rasul masa kini yang mewartakan karya keselamatan Yesus Kristus. Jika keberadaan guru agama menjadi bahan omongan di masyarakat, tak layaklah dirinya disebut guru agama. Menjadi guru agama Katolik berarti ambil bagian dalam pewartaan iman Kristiani. Berani menerima ketidaknyamanan demi pelayanan.
Dengan profesinya, guru agama katolik berperan dalam berbagai macam hal yang diwariskan kepada siswa-siswi yang ia ajar atau ia didik. Dengan keteladanan hidup dan pengetahuan mereka, guru agama katolik dipanggil menjadi serana atau pelaksana penyaluran ajara iman kepada siswa dan siswi.
Siapa guru agama katolik? Dalam hal ini, secara lebih jelas hendaklah harus dimengerti dulu siapa guru. Guru adalah orang yang pekerjaan, profesinya dan mata pencahariaannya adalah mengajar. Guru agama adalah guru yang mengajar tentang agama. Jika melihat pengertian tersebut, panggilan menjadi guru merupakan panggilan yang mulia, mengapa demikian karena menjadi guru membentuk sesuatu yang sudah ada menjadi lebih tajam atau menjadi lebih mendalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Guru agama katolik adalah setiap orang Kristiani yang dengan melalui peristiwa pembaptisan (iman, nabi dan raja) dipanggil oleh Allah untuk bersatu dengannya dan menjadi pewarta sabda-Nya, sedangakan guru Agama katolik yang mengajar pendidikan Agama Katolik adalah setiap orang Kristiani yang dengan melalui peristiwa pembaptisan dipanggil oleh Allah dengan mengemban tugas khusus untuk menjadi pendidik di sekolah, supaya dapat mendewasakan iman setiap orang yang mendapat pengajaran darinya, orang yang menyampaikan sabda Allah dengan melalui jalur formal (Sekolah). Dalam makalah ini, kita akan banyak membahas tentang guru agama katolik yang mengajar agama katolik di sekolah. Guru agama katolik yang mengajar PAK adalah orang terpanggil oleh Allah secara khusus untuk mewartakan Kerajaan Allah dimana ia ditugaskan atau diutus.
Guru Agama Katolik adalah Warga Gereja katolik yang dipanggil oleh Allah untuk mengemban tugas pewartaan Kerajaan Allah dan iman katolik, sebagai pendidik yang bukan hanya mengajar dengan kata-kata melainkan dengan teladan. Kehadiran guru agam katolik harus memberikan kesejukan bagai para siswa-siswi atau orang yang ia hadapi, pribadi yang menjaga rahasia, dan dengan tindakan atau tugas yang mulia itu hendaklah guru agama katolik harus orang atau pribadi yang tahu diri (Thomas.P.R. Katolisisme. 2001).
Guru agama katolik adalah seorang yang professional, seorang yang dipanggil oleh Allah untuk menjadi pewarta sabda kerajaan Allah dan guru agama katolik adalah murid Yesus. Untuk mengetahui profesi guru agama katolik, hendaklah harus dimengerrti dahulu apa itu profesi, professional. Profesi adalah menunjukan dan mengungkapkan suatu kepercayaan (to profesi means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belif in) atas suatu kebenaran (ajaran agama). Hornby (1962) mengatakan bahwa profesi itu dapat pula menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu, sedangkan Webster’s New World Dictionary mengatakan bahwa profesi menunjukkan lebih lanjut bahwa profesi merupakan sebuah pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada tindakan pengembangan) dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual seperti mengajar dan masih banyak yang lain, sedangkan professional adalah kata yang masih memiliki keterkaitan dengan profesi, memerlukan suatu keahlian khusu untuk menjalankannya (Udin S. Pengembangan Profesi Guru. 2008).
Jika melihat dan mengatahui apa itu profesi, terus bagaimana dengan guru Agama Katolik dan apa profesinya. Guru agama katolik adalah guru yang beragama katolik yang mengajar pelajaran agama katolik adalah orang yang dipanggil oleh Allah secara khusus dalam mengemban tugas mewartakan kerajaan Allah dan kabar gembira “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” Mat 28: 19-20. Hal yang harus guru agama katolik rasakan adalah pengalaman mereka bersama dengan Yesus di dalam iman dan kesaksian hidup itulah yang harus mereka wartakan, itulah bagaian dari profesi guru agama katolik. Sebagai orang yang dipercayakan oleh Allah dalam mengemban tugas pewartaan hendaklah guru agama katolik harus belajar dari Sang Guru Abadi yaitu Yesus Kristus Sendiri.
Pengalaman hidup sebagai murid Yesus harus menjadikan pola dan kehidupan Guru Agama katolik menjadi orang yang berpegang tugas pada keteladanan dalam sikap dan tindakan Sang Guru Abadi. Mengenal Yesus dan Mencintai DIA, Meneladani pola hidup Yesus, menjadikan pribadi Yesus sebagai “model” dan Mengimani Yesus, Mencintai dan Meneladani Pola Hidup-Nya (Mrk 8:27-30). Menjadi murid-murid Yesus memiliki sebuah tanggungjawab yang amat besar, megapa ada beberapa pernyataan yang dapat kita gunakan, diantaranya
A. Bukan siswa (murid) yang mencari guru, akan tetapi Guru yang harus menemui, mencari, mendidik, memberi teladan hidup kepada siswa (Murid), Mrk 1:17;2:14
B. Memiliki sikap yang terbuka, tidak memilih, pengasih, dan selalu memiliki sikap kerendahan hati (Mrk 2:16;Luk 8:2).
C. Penggilan Yesus untuk menjadi murid menuntut perubahan hati secara mendasar, pertobatan relegius yang kerap dilambangkan dengan meninggalkan segala milik (Mrk 10:21)
D. Ikut serta dalam pelayanan, seperti yang telah dilakukan oleh Yesus. Dalam hal ini, Yesus mengutus para murid-Nya untuk mengajar dalam nama-Nya (Mrk 6:7-12)
Pada akhirnya, menjadi murid-murid Yesus harus bersedia mencintai orang lain dengan cinta penuh pengorbanan, tampa syarat dan batas, serta senan tiasa harus bahagia, Luk 6:30 (Thomas.P.R. Katolisisme.2001).
Tugas dan tenggungjawab guru agama katolik amat berat. Spiritualitas Guru Agama Katolik tidaklah lain adalah berakar pada pribadi Yesus, contohnya sikap Yesus yang akrab dengan anak-anak. Guru Agama juga diharapkan dapat akrab dan mengenal para muridnya dan tidak hanya mengajar saja namun lebih pada mendidik agar peserta didik bertumbuh dalam imannya. Spiritualitas dapat dikatakan juga meneladani, dan terbuka pada bimbingan Roh Kudus dalam mewartakan Kerajaan Allah. Adapun dasar Spiritualitas Guru Agama adalah spiritualitas pemuridan dan keterpanggilan, yaitu mau menjawab “ya” dan mau datang kepada Yesus yang memanggil. Mau tinggal dan hidup bersama Yesus Kristus (Yoh 15:4) “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, kamu tidak berbuah jika tidak tinggal bersama Aku”. Mau belajar, dibimbing dan mau berubah. Mau meninggalkan banyak hal untuk mengikuti Yesus secara utuh, siap diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah. Mau menyadari dan menerima Salib sebagai bagian dari hidup seorang murid.
Kepenuhan kehidupan Guru Agama Katolik merupakan sebuag pembinaan dan pendidikan kepada para siswa. Dalam hal ini, hal yang harus dimiliki oleh guru agama Katolik dalam mendidik dan bersikap terhadap anak-anak didiknya adalah jujur, menerima diri apa adanya, mandiri, tidak menonjolkan diri, kreatif, inovatif, lembut terhadap anak didik, memiliki prinsip tegas, rendah hati dan tidak angkuh, ramah penuh pengertian, bersedia mendengarkan, komitmen, melayani semua orang, tidak membedakan, tidak terbawa arus, bisa menyesuaikan diri, tahan banting, mencintai lingkungan hidup, menyediakan waktu secara khusus dan teratur untuk Tuhan (http://webcache.googleusercontent.com).
Kompetensi atau guru sebagai agen pembelajaran memiliki pengertian bahwa seorang pendidik harus memiliki peran sebagai fasilitator, motivator, pemacu dan serta memberikan inspirasi belajar bagi peserta didik. Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik adalah 1) pendagogik artinya guru harus memiliki kemampuan untuk mengelola pelajaran peserta didik, hal ini mencakup pemahaman wasawan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan tehnologi, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, 2). Kepribadian artinya guru harus memiliki sikap yang dewasa, arif, bijaksana, berwibawa, dan harus bisa menjadi pribadi yang dapat diteladani oleh para siswa. 3). Professional artinya materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh siswa, sehingga materi tersebut dapat menjadi bekal bagi para siswa dalam mengembangkan diri mereka, sikap dan imannya. 4). Social artinya guru bukan hanya bisa menjadi teladan dan bisa mengajar di sekolah saja, akan tetapi juga di dalam kehidupan bermasyarakat, mampu berkomunikasi dan memiliki hidup social yang baik. Keempat kompetensi ini hendalah harus ada dalam diri seorang pendidik agama katolik (Guru Agama Katolik). Adapun hal yang harus tertanam dalam diri pendidik agama katolik adalah profesi guru agama katolik bukan semata-mata pelarian, jalan pintas untuk mencari nafkah, melainkan menjadi guru agama katolik merupakan sebagai panggilan hidup yang mulia, sebuah penggilan Allah yang khusus terhadap guru agama katolik (http://webcache.googleusercontent.com).
1.3 IDENTITAS GURU AGAMA KATOLIK
Guru agama Katolik bukanlah orang yang biasa-biasa saja, selayaknya profesi seorang guru-guru lain, para dokter, para pastor dan katekis, guru agama katolik memiliki identitas yang membawa panggilan para guru agama katolik sebagai jawaban atas panggilan Allah yang mulia. Ada pun identitas guru agama katolik semata-mata pada sikap dan teladan Yesus sebagai Sang Guru Agung.
1. Yoh 13:1-20 (Yesus membasuh kaki para murid). Guru agama katolik adalah pribadi yang rendah hati, dan memberikan teladan bagi para siswanya. Seorang guru agama katolik bukan hanya memberikan pengajaran kepada siswa mengenai pengetahuan akan tetapi guru agama katolik harus memberikan sebuah teladan hidup, sebuah teladan dalam melayani, antara perkataan dan tindakan hendaklah selalu ada dalam kehidupan guru agama katolik.
2. Yoh 13: 21-30 (Yesus memperingatkan Yudas). Guru tidak hanya meng gajar, memberikan teladan akan tetapi guru juga harus memiliki kemampuan untuk melihat konteks dan situasi batin yang terjadi pada murid. Menegur siswa yang mulai menyimpang dari prilaku iman dan moral yang baik, serta membawa mereka kepada suatu perubahan yang baik.
3. Yoh 13: 36-38 (Yesus memperingatkan petrus). Seorang guru harus senantiasa memperingatkan para murid-muridnya. Peperingatkan bukan bearti bermakna memaksa murid, melainkan memperingatkan bearti membawa murid untuk peka terhadap situasi yang ada dalam diri mereka.
4. Yoh 17: 1-26 (Doa Yesus untuk murid-murid-Nya). Seorang guru agama harus bisa menghafalkan nama-nama murid-muridnya, jika perlu dalam doa mencoba untuk mendoakan murid-muridnya. Tindakan yang demikian akan memampukan seorang guru agam katolik untuk lebih mencintai dan mengasihi murid-muridnya.
Tugas seorang guru agama katolik amat berat, antara perkataan dan perbuatan merupakan pewartaan sabda Tuhan. Maka dari pada itu, penggilan menjadi guru agama katolik bukan hal yang dapat dikatakan sebagai jalan pintas untuk memperoleh harta, pendapat itu keliru. Panggilan yang mulia inilah yang dapat membawa kita kapada persatuan dengan Allah dalam keadaan apapun (A.Mintara.S. Roh Sang Guru.2009).
1.4 KEUTAMAAN GURU PAK
Hal yang harus diketahui oleh guru agama katolik. Selain sebagai warga Gereja katolik, murid Yesus, guru agama katolik juga sebagai orang yang berbangsa dan bernegara, terutama Negara Indonesia. Kehadiran guru PAK, bukan hanya mengembangkan iman peserta didik saja, akan tetapi guru PAK juga menjadi pendidik yang mengembangkan moral peserta didik, menumbuhkan rasa kecintaan peserta didik terhadap Negara Republik Indonesi tercinta ini, oleh sebab itu, guru PAK terpanggil untuk menyampaikan suara Tuhan Allah kepada bangsa Indonesia, melalui kesaksian hidup yang benar, menjadi garam dan terang. Keterpanggilan tersebut, merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan sumber daya insani atau manusia Indonesia.
Menumbukan iman yang dewasa dalam kehidupan murid-muridnya, membentuk manusia yang baru dan menanamkan kecintaan kepada negera ini di dalam hidup murid-muridnya itulah yang yang harus menjadi keutamaan dalam bentuk pembinaan guru agama katolik. Manusia Baru yang mampu mengambail bagian serta ikut berperan aktif dalam memecahkan berbagai pergumulan, permasalahan pendidikan, sosial, budaya, hukum, politik dan keamanan bangsa Indonesia. Dan untuk mendapat warga gereja yang demikian, guru PAK wajib dan harus mempersiapkan-membina-membimbing murid-muridnya dengan berbagai program serta kegiatan belajar-mengajar.
Menjalin relasi yang baik dengan segala pihak merupakan bekal dalam seorang guru dalam mendidik muridnya. Hal tersebut juga harus ada dalam pola hubungan tau relasi seorang guru agama Katolik. Guru agama menjadi rasul masa kini yang mewartakan karya keselamatan Yesus Kristus. Jika keberadaan guru agama menjadi buah bibir di masyarakat, tak layaklah dirinya disebut guru agama. Menjadi guru agama Katolik berarti turut ambil bagian dalam pewartaan iman Kristiani. Berani menerima ketidaknyamanan demi pelayanan.
Menjalian relasi dan komunikasi dengan teman sejawat, orangtua murid dan masyarakat. Hal ini diperuntukan demi mengembangakan pola pendidikan atau pola pengajaran yang akan diberikan oleh seorang guru kepada siswanya. Tugas yang amat mulia ini akan membuat seorang guru dapat disenagai dan dicintai dimana pun ia berada. Keterbukaan, kerendahan hati dengan sikap yang tegas dengan dasar iman yang teguh akan memampukan seorang guru agama untuk mendidik anak didiknya menuju pada kesempurnaan hidup sebagai warga gereja 100% dan warga Negara 100%.
1.5 KESIMPULAN
Seorang guru agama katolik adalah orang yang secera khusus dipanggil oleh Allah untuk mengamban tugas tertentu, yaitu sebagai pendidik iman disekolah. Dalam perjalananyan, seorang guru agama memiliki komitmen guru agama katolik bukan saja urusan pekerjaan atau nafkah, tetapi karena ia harus mengerjakan panggilan pelayanan yang datang dari Tuhan Allah kepadanya. Dengan demikan, upahnya bukan hanya dari bumi tetapi juga di surga, karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia, I Kor 15:58.
Identitas yang dimiliki oleh guru agama katolik adalah sebagai orang yang dipanggil oleh Allah dalam tugas dan misi yang khusus, yaitu sebagai pewarta sabda. Cinta dan kasih Allah yang tersalur melalui perantaraan Roh Kudus itulah yang membuat setiap oeang beriman dibawa kepada penyempurnaan hidup sebagai murid-murid Yesus. Keteladanan guru agama katolik yang terpancar dari kerendahan hati, menegur, melayanai, mampu masuk dalam setiap bentuk kehidupan pada murid dan membawanya kepada jalan yang benar merupakan bentuk atau pola penggajaran seorang guru agama katolik.
Dalam kehidupannya, guru agama katolik haruslah sadar bahwa ia sebagai warga Negara dan warga gereja, maka dari pada itu tugas yang diemban olehnya amatlah berat. Membentuk pribadis siswa menjadi pribadi yang bermoral, beriman kepada Yesus dan membuat siswa semakin mencintai Negara Indonesia ini, serta menanamkan nilai-nilai atau butir-butir pedoman dasar Negara Indonesia ini yaitu pancasila di dalam hati sanubari para murid-muridnya.
Kehadiran guru agama katolik di sekolah harus menjadi teran dan garam dunia, artinya guru agama katolik harus bisa membawa perubahan pada dalam mencintai keluhuran bangsa Indonesia ini, dan Tuhan Yesus Kristus sendiri sebagai Sang pemberi anugerah kemenangan dan kemerdekaan ini. Hal demikian dapat terwujud jika seorang guru agama katolik mempu menciptakan suasana persaudaraan, kekeluargaan dalam hubungan dengan murid-muridnya, teman sejawat, keluarga murid dan masyarakan.
Dalam hal ini amat cukup jelas bahwa seorang guru yang menghayati tugasnya sebagai panggilan hidup, bukan pertama-tama mencari nafkah atau uang, tetapi bagaimana dapat membantu anak didik berkembang maju menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Bagi mereka, uang bukan tujuan utama, melainkan hasil dari kerja kerasnya karena panggilan guru memang bukan untuk menjadi kaya dalam hal uang. Kekayaan seorang guru adalah pada kemajuan anak didiknya. Profesi menjadi guru agama katolik merupakan panggilan hidup artinya bahwa dengan melakukan pekerjaan itu, mereka bisa mendapat kepenuhannya sebagai pribadi, sebagai manusia yang utuh. Dengan menjalankan tugas sebagai guru secara baik, seorang guru akan merasa hidupnya lebih berarti, semakin menemukan identitas dirinya, semakin merasakan kepuasan batin yang mendalam.
Dengan demikian, menjadi guru adalah sebuah pilihan, bukan profesi jalan pintas yang penuh keterpaksaan, karena guru kental dengan panggilan hidup, bukan panggilan perut. Jika menjalani tugas sebagai guru karena dorongan perut, maka ia dapat memenuhi kepuasan bagi perutnya, tapi tidak kepuasan batin yang mendalam. Jika menjalani tugas sebagai guru karena panggilan hidup, ia akan menjalaninya dengan penuh bangga, dedikasi tinggi, dan kekuatan komitmen yang membara karena uang adalah hasil dari kerja, bukan tujuan utama.
DAFTAR PUSTAKA
Barizi, Ahmad.2009. Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Rausch, P. Thomas. 2001. Katolisisme. Yogyakarta: Kanisius
Soetjipto & Raflis Kosasih. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rinaka Cipta
Sufiyanta, A. Mintara. 2009. Roh Sang Guru. Jakarta: OBOR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar