HOMOSEKSULITAS
Oleh: Silvester Nyawai
1.1 LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang, permasalahan homoseksualitas tidak lagi dianggap sebagai sebuah gangguan pada kejiwaan seseorang atau individu. Menjadi salah satu permasalahan dalam masyarakat kita, bahwa homoseksul telah menjadi marak dalam segala tingkat usia. Dalam hal ini, para kaum homoseksual hanya mengusahakan supaya mereka bisa hidup bahagia.
Praktek hidup homoseksual kini menjadi permasalah yang amat berat dalam kehidupan manusia. Di satu sisi, ada Negara yang telah mengesahkan praktek homoseksual (hubungan yang legal), akan tetapi disisi lain, terutama dalam pandangan agama mengecam bahwa praktek homoseksual merupakan sebuah kesalahan, tidak normal, dan merupakan tindakan dosa besar.
Dalam hal ini, ada banyak factor penyebab atau yang mengakibatkan pribadi tersebut bisa jatuh dalam hibungan sesame jenis. Praktek homoseksual tidak hanya terjadi dalam kalangan masyarakat kita saja, akan tetapi praktek homoseksual kini juga menjadi salah satu dari penyebab kehancuran dalam keluarga, terutama dalam kehidupan keluarga katolik khususnya. Baik terjadi pada pasangan ataupun pada anak-anak mereka.
Dalam hal ini, ada banyak delema moral yang mungkin dapat kita lihat, atau kita temukan dalam kehidupan masyarakat kita. Pada umunnya, dalam pandangan agama, praktek homoseksual itu merupakan dosa, megapa demikian kerana para homoseksual menyalahkan anugerah yang diberikan Tuhan atas dasar cinta dan kasih. Dilain sisi, ada juga pandangan-pandangan yang mengatakan bahwa manusia bebas dalam memiliki kebahagiaan, termasuk dalam hidup praktek homoseksual.
Negara Indonesia adalah Negara yang amat memberikan kebebasan dalam setiap masyarakat atau pribadi untuk memilih jalan hidupnya, bebas dalam arti bertindak. Dalam hal ini, tentu kebebsana yang dimaksudkan adalah kebebasan dengan tidak melangar aturan-atura yang teka ada. Oleh para homoseksual seringkali kebebasan ini salah di artikan.
Manusia adalah makhaluk ciptaan Tuhan yang mempesona, karena hanya manusialah yang memiliki akal dan budi. Dalam banyak hal, Tuhan memberikan kepada manusia perhatian dan kasih sayang yang amat besar, pendek kata bahwa manusia merupakan ciptaan yang paling dikasihi oleh Tuhan (termulia). Sebagai pribadi yang amat mulia dihadapan Tuhan, manusia dipanggil kepada kehidupan yang sempurna, hidup yang kekal bersama Bapa Di surga.
Mengapa manusia amat mulia di hadapan Tuhan, karena manusia diciptakan Tuhan menurut gambar rupannya (Kej 1:26). Dalam hal ini, Allah juga memberikan sebuah perintah kepada manusia supaya manusia dapat mengembangkan bumi ini, terutama panggilan untuk beranak cucu (Kej 9:1). Panggilan, perintah dan kasih Allah selalu nyata dalam kehidupan manusia. Cinta Allah begiu besar terhadap manusia.
Dalam perjalanannya, ada banyak hal-hal atau permasalahan hidup yang dihadapi oleh manusia, Allah selalu menghendaki yang terbaik dalam hidup manusia, akan tetapi masih banyak penyelewengan atau tindakan yang membuktikan bahwa manusia tidak setia terhadap Allah. Sering kali juga, perbuatan atau tindakan manusia melangar perinta atau kodrat yang diberikan oleh Allah kepadanya. Berangakat dari persoalan atau situasi di atas, maka dalam makalah ini secara khusus kita akan membahas tentang perbuatan manusia yang melangar kodrat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Salah satu dari sekian banyak kodrat yang diberikan oleh Allah dan dilangar oleh manusia adalah kebutuhan manusia akan seks.
Pada masa sekarang, seks bukan legi menjadi hal yang asing dalam kalangan hidup manusia, terutama dalam kehidupan keluarga. Dapat dikatakan, sebagain dari kehidupan keluarga dalam mencapai kebahagian adalah tergantung pada kepuasan seks. Seks merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan manusia, akan tetapi dalam perjalannya sering kali juga seks salah digunakan. Dapat dikatakan, seks yang baik atau normal jika dilakukan oleh pasangan suami dan istri (lawan jenis) yang telah secara sah di dalam perkawinan, tidak ada paksaan.
Sebuah pertanyaan, bagaimana dengan para kaum homoseksul. Apak mereka melangar perintah Tuhan? Ataukah mereka termasuk orang yang melangar koderat Tuhan? Jika demikian, apa penyebabnya?, dan bagaimana pandangan Gereja tentang para homoseksual? Dalam peper ini, kita akan membahas tentang permasalahan seputar homoseksual.
1.2 PENGERTIAN HOMOSEKSUAL
Istilah homoseksual diadopsi dari bahasa inggris. Homo berarti sama atau sejenis sedangkan seksual berarti prilaku hubungan seksual. Homoseksualitas adalah kecendrungan tertarikan kepada orang yang sama jenis, semstara heteroseksual yaitu hanya tertarik kepada lawan jenis kelaminnya. Pengertian dan sejarahnya, homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama.
Disisi lain, homoseksual dapat didefinisikan sebagai suatu keinginan membina hubungan romantis atau hasrat seksual dengan sesama jenis, jika sesama pria dinamakan gay sedangkan sesama wanita sebut saja lesbian. Ada tiga dimensi dapat digunakan dalam mengerti tentang homoseksual diantaranya adalah hoseksual merupakan 1). orientasi seksual yang ke sesama jenis, 2). perilaku seksual dan 3). juga tentang identitas seksualitas diri.
Pada masa sekarang, homoseksualitas tidak dianggap lagi sebagai sebuah gangguan kejiwaan yang dialami oleh seseorang. Menurut DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder atau buku acuan diagnostik secara statistikal untuk menentukan gangguan kejiwaan), yang dibuat oleh ‘kiblat’ ilmu kejiwaan saat ini, yaitu APA alias asosiasi psikiatri Amerika. Dikatakan bawa homosesualitas tidak lagi merupakan sebuah gangguan pada kejiwaan seseorang, alasanya adalah syarat dikatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai gangguan pada kejiwaan adalah bila perilaku seseorang tersebut menganggu orang yang menderita. Barangkat dari sebuah hasil penelitiaan, banyak para homoseksual menjalani hidup dengan normal dan bahagia. Pernyataan sejarah yang menarik perkataan bahwa para homoseksual merupakan sebagai gangguan pada kejiwaan (ruangpsikologi.com).
1. Masa Psikologi Klasik (Jung, Adler dan Freud): Jung dan Adler, mengatakan bahwa homoseksualitas merupakan sebuah gangguan pada kejiawaan seseorang yang menyukai sesesama jenis. Freud berpendapat lain tentang homoseksual, ia mengatakan bahwa hoseksual merupakan sebuah bentuk fiksasi (berhentinya perkembangan mental) dari satu dimensi dari tahap perkembangan mental seseorang, sehingga orang normal adalah orang yang berhasil berkembang menjadi seorang heteroseksual.
2. DSM versi 1 tahun 1952, mengatakan bahwa homoseksual merupakan gangguan pada kepribadian sosiopathik, artinya orang yang menyimpang dari norma social.
3. DSM-II tahun 1968, mengatakan bahwa para homoseksual tidak termasuk pada gangguan kepribadiaan sosiopathik, akan tetapi perilakuan pada penyimpangan seks.
4. DSM-III tahun 1973, mengatakan bahwa kaum homoseksualitas dikatakan sebagai sebuah gangguan apa bila orientasi seksual homoseksual tersebut menganggu dirinya (dia tak mau menjadi homoseksual). Dalam perjalanannya, DSM-III ini mendapat sebuah revisi, dikatakan dalam revisinya bahwa para homoseksual tidak dikatakan sebagai sebuah gangguan sama sekali Alasannya adalah, karena para komite DSM menyatakan bahwa adalah normal bagi seorang homoseksual untuk merasa terganggu dengan orientasi seksualnya pada saat ia pertama kali menyadari bahwa ia seorang homoseksual. Oleh karena itu perasaan terganggu yang dirasakan seorang homoseksual bukanlah sebuah gangguan.
5. Robert L. Spitzer, ketua komite pembuatan DSM III menyatakan bahwa homoseksualitas tidak lebih dari sebuah variasi orientasi seksual. Tidak lebih.
Dalam hal ini, sebuah fakta yang amat relevan adalah bahwa kaum homoseksual henya mengusahakan hidup yang dapat memberikan peluang untuk mereka dalam mendatangakan kebahagiaan. Ada banyak penulis homoseks, mereka berpendapat bahwa homoseksualitas tidak mempersalahkan dengan siapa anda berhubungan seks, melainkan dengan siapa anda jatuh cinta.
Sebagai sebuah kenyataan, bahwa para homoseksual adalah orang-orang yang melawan kodratnya sebagai seorang manusia normal dalam hal seks. Dikatakan melawan kodrat. Ada 3 sebagai sebuah kemungkinan bahwa seorang homoseks melawan kodratnya sebagai manusia normal dalam pengertian seks, diantaranya:
1. Mungkin dimengerti secara statikal. Dalam hal ini, kualitas hidup manusia dianggap melawan kodrat ketika tidak dialamai oleh kebanyakan orang.
2. Setiap bagian pada tubuh kita itu memiliki sebuah tujuan-tujuan khusus, sebagai contoh mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, demikian juga alat kelami tujuannya untuk prokreasi: seks tujuan untuk membuat anak, maka dari pada itu, para homo berlawanan dengan kodratnya karena sifat seksnya dilepaskan dari tujuan kodrat.
3. Sebagai sebuah ancaman, maka hal ini bisa dipahami sebagai sebuah istilah evaluasi. Artinya berlawanan apa yang seharusnya ada pada seseorang.
Menjadi sebuah fenomena moral besar dalam kalangan umat manusia mengenai permasalahan homoseksual. Dari sisi para homoseksual, mereka berpendapat bahwa dengan cara demikian mereka akan hidup bahagia, akan tetapi pandangan lain bahwa cara dan hidup mereka dalam kehidupan seks itu salah dan melangar kodratnya sebagai seorang manusia (James. R. 2004. Hal 92-93).
1.3 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA HOMOSEKSUAL
Setiap tindakan dan perbuatan manusia sudah tentu ada penyebabnya. Seorang yang dikatakan sebagai pekerja seks dapat dikatakan sebabnya adalah keran keinginan mereka akan seks dan karena factor ekonomi, demikian juga seorang yang homoseksual memiliki factor-faktor penyebab. Ada beberapa penyebab mempengaruhi seseorang menjadi homoseksual, diantaranya:
1. Faktor sosial atau pergaulan: factor ini merupakan foktor terbesar dalam menyembabkan seseorang untuk menjadi homoseksual.
2. Faktor penyebab kedua adalah faktor trauma atau korban perkosaan pada masa kecil, misalnya adalah terdapat siksaan atau pendidikan yang amat keras dari orang tua.
3. Factor garis keturunan.
1.4 PANDANGAN GEREJA KATOLIK
Homoseksual merupakan salah satau permasalahan yang amat berat dan dapat digolongkan sebagai sebuah pelangaran moral. Meskipun demikian, ada beberapa Negara yang telah melegalkan hubungan para homoseksual, diantaranya adalah beberpa negera yang ada di Eropa Barat. Di Negara ini, telah diterbitkan undang-undangan yang mengesahkan perkawinan pada sesesama jenis. Kehidupan yang wajar yang dijalani oleh pasangan homoseksual juga terdapat di Negara hongoria. Pada tanggal 17 Desember 2007 mengatakan bahwa pasangan yang sudah dalam catatan sipil mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan pasangan heteroseksual dalam hal warisan, pajak, dan masalah keuangan lainnya. Namun, pasangan sejenis tidak punya hak mengadopsi anak sebagaimana hak yang dipunyai pasangan heteroseksual
Melihat kenyataan tersebut, bagaimana pandangan Gereja Katolik terhadapa pasangan homoseksul. Gereja katolik dengan keras mengutuk orang yang jatuh dalam perbuatan homoseksual. Beberapa kutukan dari Alkitab terhadap para homoseksual, diantaranya Kitab Imamat 18:22, dikatakan “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian”.
Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa hubungan homoseksul merupakan dosa dan merupakan tindakan yang amat keji di mata Allah. Bagaimana Alkitab baik dalam perjanjian lama ataupu perjanjian baru mengatakan:
1. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka … kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki … (Roma 1:24-27)
2. Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian. (Imamat 18:22)
3. Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian … (Imamat 20:13)
4. … sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga (Yudas 1:7-8)
5. Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6:9-10)
Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan homoseksual, menurut Alkitab orang jatuh dalam perbuatan homoseksual dapat digolongkan dalam perbuatan dosa (Roma 1:24-27), perbuatan yang demikian karena pilihan mereka sendiri.
“Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka”
Berangkat dari ajaran yang terdapat dalam Alkitab tersebutlah gereja tidak memberikan izin akan adanya hubungan homoseksual, karena hubungan seksual merupakan dosa, mengapa dosa, karena hubungan tersebut merupakan pilihan bukan sesuatu yang dianugerahkan oleh Allah, atau diciptakan oleh Allah.
Mengapa perlakuan para homoseksual dikatakan dalam alkitab sebagai tindakan kekejian dan dianggap sebagai dosa. Hal ini dapat diperkuat dengan benyaknya keluh kesah tentang “Sodom dan Gomora” seperti yang diceritakan dalam kitab Kej 18:20, dikatakan “Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya”, dapat kita lihat juga dalam Im 18:22; 20:13, (Homoseksual adalah tindakan kekejian dan Dosa), alasannya adalah 1). Allah menciptakan laki-laki dan perempuan (Kej 1:27) dan kemudian memerintahkan mereka untuk beranak cucu (ay. 28). Secara implisit, Allah hanya mengizinkan adanya hubungan seks antara laki-laki dan perempuan (yang sudah terikat dalam ikatan pernikahan), dan 2). Perilaku homoseks ada karena 'penolakan manusia untuk menghormati dan mengakui keberadaan Allah (Rm. 1:28).
Dikatakan bahwa homoseksual merupakan pilihan manusia untuk menjalaninya. Dalam hal ini, ada beberapa tahap yang dapat memberikan penguatan dengan berdasarkan perkataan alkitab seperti,
1) Adanya keinginan dalam hati manusia untuk melakukan kejahatan (Yak 4:1; Mrk. 7:20-23; 1 Ptr.2:11).
2) Keinginan itu dipupuk dengan menciptakan fantasi homoseksual (Rm. 7:80)
3) Keinginan itu diwujudkan dalam bentuk tindakan (ingat; baik penciptaan maupun dosa terjadi 2 kali, di pikiran dan diwujudkan dalam tindakan, Kej. 1:26-27; Yak. 1:13-15).
Dengan melalui pernyataan inilah mekannya, tindakan atau hidup dalam kehidupan homoseksual merupakan tindakan yang keji dan berdosa. Allah tindak memningginkan orang yang hidup dalam hubungan kekejian tersebut, karena Allah tidak pernah menciptakan orang yang berkeinginan homoseksual. Tindakan itu semata-mata karena ulah atau perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
1.5 KESIMPULAN
Manusia pria dan wanita yang dikatakan normal adalah memiliki ketetarikan kepada lawan jenis, pria tertarik pada wanita dan wanita tertarik pada pria. Hal ini terjadi dikarenakan manusia pria dan wanita merupakan ciptaan Allah yang sempurna. Akan tetapi dilain sisi, masih banyak juga para pria dan wanita yang tertarik pada sesama jenis kelamin. Hal yang demikian merupakan salah satu permasalahan moral dalam kalangan manusia (Dr. Al. Purwa. H. 1990. Hal 48). Singkatnya, hubungan yang dijalin pria sama pria dan wanita sama wanita dikatakan sebagai hubungan homoseksual. Dalam hal ini, bahwa kaum homoseksual hanyak mengusahakan cara hidup yang dapat memberikan kehidupan yang bahagia kepada mereka.
Perilaku homoseksual disebabkan beberapa factor, diantaranya adalah Faktor sosial atau pergaulan: factor ini merupakan foktor terbesar dalam menyembabkan seseorang untuk menjadi homoseksual, Faktor penyebab kedua adalah faktor trauma atau korban perkosaan pada masa kecil, misalnya adalah terdapat siksaan atau pendidikan yang amat keras dari orang tua, dan Factor garis keturunan, jika kita melihat dan mengamati bahwa factor-faktor ini disebabkan oleh keingginan diri manusia yang melakukan homoseksual, bukan dikarenakan oleh Allah.
Gereja Katolik dengan berdasarkan pandangan Alkitab mengatakan bahwa perbuatan atau tindakan para homoseksual merupakan perbuatan kekejian dan dosa di mata Allah (Im. 18:22; 20:13), alasananya dikarenakan manusia melangar hakekat Allah yeng menciptakan laki-laki dan perempuan, dan perilaku manusia yang tidak menghormati dan mengakui kebesaran Allah.
Dalam kesempatan ini, apa yang harus dilakukian oleh Gereja jika menemukan adanya praktek kehidupan orang yang termasuk dalam tindakan homoseksual. Di sinilah gereja dan kekristenan harus membuat keputusan yang tegas. Jikalau Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa homoseksualitas adalah dosa, maka gereja pun juga tidak boleh memberikan izin bagi lembaga pernikahan sesama jenis. Ini bukan tentang hak asasi manusia, tetapi tentang otoritas tertinggi yang dipercayai oleh gereja, yaitu Alkitab sendiri.
Gereja harus memperhatikan dengan seksama masalah homoseksualitas ini secara jujur dan realistik dalam kasih dan pengertian. Tuhan jelas tidak menginginkan seorang pun terikat oleh homoseksualitas. Kasih karunia-Nya cukup untuk memberikan kemenangan bagi mereka yang sedia menaklukkan masalah ini kepada-Nya. Gereja perlu mengambil prakarsa memberitakan pesan yang menimbulkan harapan ini kepada kaum gay dan lesbian.
Sekali lagi, gereja perlu mengambil prakarsa melayani golongan ini. Adalah tidak benar jika gereja membiarkan saja atau bahkan mengacuhkan, meminggirkan orang-orang yang bergumul dengan masalah ini. Gereja harus ambil bagian di dalam karya Tuhan Yesus Kristus untuk membawa pertobatan di kalangan gay dan lesbian.
DAFTAR PUSTAKA
Rachels, James. 2004. Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius
Hadiwardoyo, Al. Purwa. 1990. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius
Pandangan Alkitab tentang homoseksualitas, gay, dan lesbian. (n.d.) Selasa 19 Mei 2011, dari http://dlontar.posterous.com/pandangan-alkitab-tentang-homoseksualitas-gay
Homoseksual vs Alkitab. (n.d.) Selasa 19 Mei 2011, dari http://id.shvoong.com/books/1660005-sejarah-homoseksualitas-dari-jaman-kuno/v
3Tipe Homoseksual & Lesbian. (n.d.) Selasa 19 Mei 201i, dari http://bett3r.blog.friendster.com/2008/09/3-tipe-homoseksual-lesbian/
Homoseksual Di Mata Psikologi (n.d.) Selasa 19 Mei 2011, dari ruangpsikologi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar