Rabu, 26 Oktober 2011

MORAL MENURUT RASUL PAULUS


MORAL MENURUT RASUL PAULUS
Oleh: Silvester Nyawai

A.     MORAL
           
Jika kita berbicara mengenai moral Paulus, kita sebelumnya mesti belajar mengenai Eskatologisnya. Karena itu merupakan latar belakang untuk belajar tentang moral Paulus. Dalam ajarannya Paulus menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kita dengan Tuhan, dimana kita adalah sebagai anggota Tubuh Kristus yang hidup. Paulus dalam suratnya kepada umat di Korentus menegaskan bahwa dunia semakin hari semakin berubah, dunia semkin hari-semakin berlalu (1 Kor 7:31). Dengan akal budinya manusia diharapkan tidak menjadi sama seperti dunia, melainkan dapat berubah sesuai akal budinya sebagai manusia. Agar dengan demikian manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga nantinya manusia dapat membedakan mana yang menjadi kehendak Allah dan mana yang bukan, sehingga manusia pun melakukan hal yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm 12:2).
            Jika manusia  hidup dengan akal budinya yang baik, maka ia akan dibangkitkan bersama Kristus, maka dengan demikian carilah perkara-pekara yang ada di atas dimana Kristus bersemayam (Kol 3,1-3). manusia hendaknya memikirkan perkara-perkara yang ada di atas bumi dan bukannya yang ada didalam bumi. Dengan iman, karena kita telah mati dan hidup tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Kita sebagai manusia mesti menyadari bahwa tubuh kita adalah Bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam didalam kita. Jika kita membinasakan Bait Allah dengan perbuatan-perbuatan daging, maka Allah akan membinasakannya karena Bait Allah merupakan tempat yang kudus karena bait Allah itu Adalah kita manusia (1Kor 3,16-17). Barang siapa menjadi milik Kristus, ia talah menyalibkan daging dan segala hawa nafsu dan keinginannya (2Kor 5:15). Artinya segala keinginan daging dan duniawi hendaklah kita hindari seperti kepuasan hawa nafsu dan kemunafikan yang ada didalam diri manusia. Maka jikalau kita telah hidup oleh Roh, maka baik pula kita hidup didalam pimpinan Roh sehingga dengan demikian kita terhidar dari semua keinginan-keinginan daging tersebut. Dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki (Gal 5:24-26). Kita tahu bahwa manusia lama kita telah disalibkan, supaya tubuh-dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Rm 6:6).
            Manusia lama kita memang diperhamba oleh keinginan-keinginan daging maka kita dengan menjadi manusia baru dapat menjadi manusia yang baru, yang terlepas dari hamba keinginan daging dan dosa. “ Kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab keselamatan sudah lebih dekat bagi kita daripada waktu kita menjadi percaya. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Kita memulai untuk menjadi baru dan menanggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita serta dari berbagai kegelapan dalam perbuatan kita. Dengan mengenakan perlengkapan senjata yaitu terang keselamatan yang diberikan Kristus kepada kita maka kita pun mampu untuk memerangi kegelapan yang menguasai hidup kita yaitu kegelapan dosa yang akan menjauhkan dan menjadi jurang bagi kita untuk bersatu dengan Tuhan.
            Dengan demikian kitapun hidup dalam terang dan kebaikan-kebaikan Tuhan seperti terang yang ada pada waktu siang hari, menanggalkan berbagai keinginan duniawai seperti pesta pora dan kemabukan. Pencabulan dan hawa nafsu serta perselisihan dan iri hari sebagai layaknya manusia. Tetapi dengan terang Kristus kita menjadi hidup dalam kebenaran bersama Kristus. Dengan demikian perlengkapan perang dan senjata kita adalah bukan lagi dosa tetapi Yesus Kristus. Jika dengan Kristus kita akan hidup dalam kebenaran maka janganlah kita merawat tubuh untuk memuaskan keinginannya (Roma 13;11-14). Dengan rendah hati kita hidup dalam Kristus agar menjadi sama seperti Dia maka lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantah, supaya dengan demikian kita tidak beraib dan tiada noda, sebagai anak Allah yang tidak bercela ditengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga dengan demikian  kita bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, yang selalu berpegang pada firman kehidupan agar kita dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa dengan demikian kita tidak sia-sia bersusah payah (Fip 2:14-16).
            Ketegangan eskatologis yang juga diungkapkan dengan pembenaran karena iman berarti pula kita harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Flp 2:12). Dalam Kristus Allah  telah memilih kita sebelum terletaknya dasar jagat raya, supaya kita hidup dalam kudus dan tak bercela dihadapanNya, dalam cinta. “Inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan. Dalam hal inipun Paulus mendesak, bahwa: “sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuh menjadi hanba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan” (6,19 lih.ay 22). Dengan kebaikan hidup dinyatakan dan di ungkapkan kesatuan dengan Kristus.


B.     HIDUP DALAM KRISTUS
Kepenuhan hidup manusia adalah milik Kristus (1Kor 3,23), Allah menghendaki supaya manusia meninggalkan cara hidup yang lama dan mulailah untuk hidup yang baru. Kristus Yesus telah mati umtuk kita, dengan kematiannya kita dibawa kepada hidup bersama dengan Kristus, karena kita telah diselamatkan dari dosa, maka Kristus menghendaki supaya kita hidup di dalam kasih, sama seperti Kristus yang telah mengasihi kita (Ef 5,2; 4,32).
Dari peryataan di atas, mau menghubungakan kelakuan Kristiani dengan Kristus sendiri, akan tetapi pandangan yang sesungguhnya ada dalam Flp 2,5 (Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus). Pada ay 5 ini harus dihubungkan dengan ay 1-4. Dapat dikatakan juga bahwa ay 5 ini merupak sebuah kesimpulan dari ay 1-4. Orang yang hidup dalam Kristus harus memiliki kerukunan dan kerendahan hati (ay 2,4). Moral Pulus tidak bearti meniru Kristus, hal ini sangat jelas tanpak dalam Fip 3,12 (Bukan seolah-olah aku telah  memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus).
Sifat Kristologi moral Paulus palin jelas terdapat dalam Kolose. Kristologi kosmis merupakan uraian yang jawaban atas permasalahan yang ada dalam jamaat. Kristus adalah kepala semua pemerintahan dan kepala (ay 10). Kristologi dan moral amat erat sekali kaitannya, integritas kedalam hidup Kristus, yang kiranya terjadi dalam permandian (2,12) merupakan inti dasar pokok dari moral paulus. Seluruh surat yang ditujukan kepada jemaat Kolose sudah terarah kepada uraian moral. Moral yang dimaksudkan adalah supaya setiap orang dalam Kristus tersembunyi harta hikmat dan pengetahuan (2,3). Ciri khas hidup orang Kristiani adalah hidup di dalam Kristus (1,27). Hidup dalam Kristus bearti dalam kasih-Nya (3,14), dan semakin menghayati dan memahami rasia Allah dalam Kristus, sebab bersatu dengan Kristus mengenakan manusia baru dan meninggalkan kemanusiaan yang lama, dan terus menerus diperbaharui untuk mengetahui kebenaran (3,5).

C.     MORAL SEBAGAI ANAMNESE
Norma terakhir Moral adalah Yesus sendiri, seperti yang terdapat dalam Rm 15,5, fip 2,5, hidup dibawah hokum Kristus (1Kor 2,16). Setiap hidup orang Kristiani memenuhi hokum Kristus, Paulu memberikan pengertian mengenai Hukum Kristus, dimaksudkan (ay 3), gagasan ini memiliki kemiripan seperti yang dikatakan oleh Fip 2,5 yaitu perendahan diri dan saling melayani, tindakan inilah yang dilihat sebagai hokum Kristus. Cinta kasih Yesus bukan hanya pada sikap kebaikan hati, akan tetapi Kristus adalah pelaksanaan keselamatan yang Allah berikan kepada manusia (Rm 5,8;831-34). Maka dari pada itu, keseluruhan moral Paulus merupakan “anamnese” Kasih Allah. Anamneses merupakan pengenangan dari rasa syukur atas kebaikan Tuhan yang terjadi sekarang (Rm 5,8). Seperti apakah kebaikan Tuhan yang terjadi pada masa sekarang, karya keselamatan Allah merupakan kenyataan pada zaman sekarang (1 kor 6,20;1kor 15,57-58).
Sesuangguhnya dasar moral adalah kesatuan dengan Kristus. Dengan sikap kesadaranlah manusia bisa bersatu dengan Tuhan. Sebenarnya, hidup moral tidak lain dari meneruskan dan memenuhi karya keselamatan Allah dalam diri kita, proses inilah yang digerakan oleh anamneses. Menurut Paulus, eskatologis dikenal sebagai suatu motivasi untuk hidup mora. Dalam hal ini, anamneses bukan sebuah motivasi untuk hidup di masa depan, akan tetapi sebuah kesadaran akan keselamatan yang terjadi sekarang (2kor 5,4-15).

D.    MORAL TRASEDENTAL
            Disebabkan sifat kristologis dan soteriologisnya, maka moral Paulus pertama-tama merupakan sikap yang dasar. Pandangan pertama moral Paulus bersifat umum, seperti Gal 5,8 (hiduplah oleh Roh), perintah untuk hidup penuh dengan Roh Kudus (Ef 5,18). Dalam segala hal, hendaklah manusia selalu bersukacita, bersyukur, mengapa karena itulah yang Allah kehendaki (1 Tes 5,16-18). Dari semua penjelasan tentang moral Pualus, maka dapat ambil sebuah kesimpulan bahwa Moral menurut Paulu adalah sikap dasar yaitu hidup oleh Roh.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar