Rabu, 26 Oktober 2011

ILMU ALAMIAH DASAR


ILMU ALAMIAH DASAR
Oleh:
Silvester Nyawai

BAB I
PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA

1.1  Manusia Yang Bersifat Unik
Manusia adalah makhluk yang unik, mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk yang unik? Letak keunikan manusia terletak pada rasio dan akal yang manusia miliki. Secara jasmani manusia itu lemah karena ada pada saat tertentu jasmani manusia itu punah atau hancur. Secara rohani atau rasio atau kemampuan harus dikeluarkan supaya tidak mati. Dengan rasio juga manusia menjadi lebih kuat dari binatang.
Manusia disebut unik karena manusia memiliki rasio, dan dengan rasio manusia bisa mengembangkan pikirannya. Dengan rasio manusia dapat bertahan hidup dan mengembangakan pikirannya. Dalam rasio ada satu kekuatan yang tidak dapat dilihat yaitu Rasa ingin tahu
Ciri-ciri dari rasa ingin tahu adalah membuat manusia tidak pernah puas dengan apa yang ia temukan dan untuk memenuhi rasa ingin tahu itu manusia selalu berusaha berimajinasi untuk mencapai dari rasa ingin tahunya. Dalam hal ini, sangat diperlukan adanya kerja sama dari rasa ingin tahu dangan rasio. Ada dua  aspek yang membuat alam pikiran manusia berkembang, diantaranya
a.       rasa ingin tahu membuat orang berkembang dari kecl sampai mati
b.      rasa ingin tahu membuat berkembangn dari alam pikiran sampai sekarang.
Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct) atau idle curiosity naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia juga mempunyai naluri seperti tumbuhan dan hewan tetapi ia mempunyai akal budi yang terus berkembang serta rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan.
Sesuatu masalah yang telah dapat dipecahkan maka akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya, manusia setelah tahu apanya maka ingin tahu bagimana dan mengapa. Contoh tempat tinggal manusia purba sampai manusia modern, contoh lain seperti penyakit setelah ditemukan obat suatu penyakit ada penyakit lain lagi yang dicoba untuk dicari obatnya (HIV/AIDS)
1.2  Asal dan  Usul Manusia
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam mencoba untuk menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau kenapa gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang  bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
Mitos dan Rasio merupakan dua hal yang tidak boleh dipisahkan, mengapa? Karena kedua hal tersebut merupakan alat atau sarana yang ada dalam diri manusia, yang digunakan untuk menjawab dari rasa keingintahuan manusia terhadap dirinya.
Rasa ingin tahu berkembang menjadi tentang hidup manusia. Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct) /idle curiosity naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman.
1.3  Teori Tentang Kehidupan
Rasio manusia terjadi dengan melalui jenjang perkembangan hidup manusia. Ada beberapa tokoh yang mulai mendefinisikan  tentang asal usul hidup manusia, diantaranya adalah
A.     Hidup di bumi ini berasal dari planet lain bukan muncul dari bumi sendiri, dan kemudian kehidupan itu berkembang. Teori ini tidak ada data yang kuat.
B.     Teori penciptaan-kehidupan berasal dari Tuhan. Teori ini agak lebih baik, karena ada pertanggungjawaban yaitu Tuhan
C.     Teori ARISTOTELES (Generaho Spontanpa) mengatakan bahwa kehidupan ini berasal dari benda mati yang kemudian menjadi hidup. Teori yang terkenal adalah teori tentang ABIOGENESIS artinya sesuati yang berasal dari benda yang bukan hidup.
D.     Teori Fransisko F Redi
Fancesco Redi (1668), seorang fisikawan Italia merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Dia melakukan serangkaian penelitian menggunakan daging segar. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu terdapat tidak jauh dari sisa-sisa daging. pada penelitiannya Redi menggunakan 2 kerat daging segar yang diletakkan dalam 2 wadah.
Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus udara dan yang satu tidak ditutupi. Setelah beberapa hari, pada daging yang tidak tertutup mulailah keluar belatung-belatung, sementara itu pada daging yang tertutup tidak tumbuh belatung. Tujuan penelitian Redi adalah untuk menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup perlu asal-usul dari mana dia berasal. Teori Abiogenesis juga ditentang pula oleh L. Spallazani dan L. pasteur dengan percobaan mereka masing-masing.
E.      Teori Lazzaro Spalen Sari mengatakan bahwa kehidupan berasal dari sesuatu yang hidup, telur.
F.      Teori Luis Pastro mengatakan bahwa hidup berasal dari sesuatu yang hidup akan tetapi disitu ada peran udara. 


BAB II
EVOLUSI
2.1  Pengertian Evolusi
Evolusi adalah merupakan perubahan secara lambat atau wajar. Dalam kehidupan harus ada evolusi karena proses untuk melestarikan apa yang telah ada atau hidup, misalnya dari yang kurang bagus menjadi bagus atau yang jelek menjadi baik.
Dalam matakuliah ini, evolusi diartikan sebagai proses pelestariaan apa yang telah hidup. Evolusi dibagi menjadi dua, diantaranya evolusi biologis dan evolusi mental, dan keduanya memiliki pengerti yang amat dalam bagi perkembangan hidup. Evolusi biologis adalah evolusi untuk bertahan hidup, sementara evolusi mental adalah evolusi bukan hanya untuk bertahan hidup akan tetapi evolusi untuk membuat hidup semakin berkualitas, memiliki makna.
2.2  Evolusi Biologis
Evolusi Biologis adalah evolusi untuk bertahan hidup. Lamark dalam teorinya mengatakan bahwa sesuatu akan berkembang secara fisik jika sering digunakan. Dalam hal ini, Lamark memberi cebuah contoh tentang Jerapah yang memiliki leher yang panjang. Menurut Lamark. Panjangnya leher jerapah tersebut karena ia mempergunakan mulutnya mengambil makanan. Dalam hal ini juga, Lamark mengatakan bahwa makhluk hidup mewarisi ciri-ciri yang mereka peroleh selama hidupnya dari satu generassi ke generasi yang berikutnya atau lain, sehingga semuannya ini merupakan evolusi.
Para ilmuan Biologis jarang mengunakan teori yang dikatakan oleh Lamark, karena mereka memiliki beberapa alasan-alasan, diantaranya adalah
1.      Menurut lamark, evolusi ini terjadi secara langsung.
2.      Gen tidak memiliki hubungannya dengan pengunaan.
2.3.             Teori Charles Darwin
Charles Darwin, 1859, menerbitkan karyanya The Origin of Species mengatakan bahwa evolusi hasil seleksi alam dan perjuangan untuk hidup, sesungguhnya tidak lengkap, karena faktor mutasi belum diketahui.
Darwin telah memiliki telah memiliki teori dasar. Teori dasar Darwin adalah seleksi Alam. Awal dari teori ini dengan terinspirasi ketika melihat kehidupan burung. Ada 2 teori utama yang dimiliki oleh Darwin, diantaranya adalah
1.      Spesies yang hidupnya sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2.      Evolusi terjadi dengan melalui seleksi alam.
Dengan pernyataan yang demikia, ada beberapa alasan yang dapat digunakan Darwin dalam menguatkan teorinya, diantaranya adalah
1.      Terjadinya Over Produksi artinya makhluk yang hidup memiliki kecendrungan untuk berkembang baik dalam jumlah yang lebih besar, dalam hal ini akan menghasilkan yang namanya over produksi.
2.      Ada perjuangan untuk bertahan hidup artinya untuk bertahan untuk hidup, makhluk hidup harus bersaiang. Dalam hal ini, yang kalah dalam persaiangan akan mati.
3.      Variasi artinya dalam populasi makhluk hidup memiliki keragaman, dalam keberagaman tersebut jika terjadi kecocokan maka akan bertahan hidup.
4.      Seleksi Alam artinya singkatnya adalah siapa yang lebih kuat itulah yang dapat hidup serta yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
5.      Penurunan sifat artinya makhluk yang menang akan menurunkan sifat-sifatnya.
Sebagai sebuah kesimpulan dari pernyataan tentang teori Darwini adalah semuan makhluk yang hidup pada masa sekarang telah mengalami atau melalui seleksi alam.
2.4  Seleksi Alam
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup sementara besar lainnya tereliminasi.
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja.
Seleksi alam sebagai dasar teori Darwin ditunjukkan oleh judul yang ia berikan pada bukunya: The Origin of Species, by means of Natural Selection. Seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah. Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan pemangsa, secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan bertahan hidup. Itu memang benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini berlangsung, tidak akan membuat rusa-rusa tersebut menjadi spesies lain. Rusa akan tetap menjadi rusa.


BAB III
TEORI TEILHARD DE CHARDIN

3.1   Teori Teilhard de Chardin
Teilhard de Chardin, pakar ilmu pengetahuan dan kristen sejati, hidup dalam ketegangan diantara dua kutub, ilmu pengetahuan dan konsep Alkitab. Ia mengataakan bahwa hakekat dari KOSMOS mulai dari pra-kehidupan artinya materi yang membuat hidup memiliki bahan. Hidup berasal dari sesuatu yang bukan hidup atau tidak hidup dulu, akan tetapi sekarang hidup berasal dari susuatu yang dinamis. Teilhard de Chardin juga mengatakan bahwa dunia ini berasal dari beberapa unsur kearah yang paling kompleks. Jadi pada ininya bahwa Teilhard de Chardin ingin mengatakan bahwa dalam setiap benda baik yang mati dan hidup memiliki daya batin atau hakekat bati dan dengan itu semua akan mebuatnya berkembang secara terus menerus.
Evolusi makhluk hidup dalam ranah jasmani, menurut Teilhard, berkaitan erat dengan evolusi kesadaran pada ranah rohani. Diyakininya bahwa kesadaran sudah ada pada tingkat hewan bersel tunggal, dan bahkan pada benda-benda mati hanya saja intensitas sangat rendah dibandingkan dengan kesadaran pada makhluk-makhluk tinggi. Semakin tinggi kompleksitas suatu makhluk semakin tinggi pula tingkat kesadarannya. Mengenai hal ini, banyak orang sulit mengerti. Teilhard mendasarkannya pada kenyataan yang diterima oleh banyak ahli biologi bahwa pengada pertama di bumi ini adalah semacam molekul-molekul besar yang membentuk struktur sel makhluk hidup.
3.2  Hakekat Batin
Berangkat dari pernyataan bahwa segala sesuatu memiliki hakekat batin. Ada beberapa fenomena cosmis, apapun yang biasa dilihat, dipegan pada dasar semuannya memiliki hakekat batin. Menurut  Teilhard de Chardin, hakekat batin mendorong orang untuk terus menerus untuk berkembang menuju kepada kesempurnaan dalam dirinya sendiri.
Perkembangan hakekat batin tidak kita lihat, akan tetapi setelah benda tersebut mencapai pada intensitas tertentu baru kita bisa mengatakan bahwa benda tersebut memiliki hakekat batin. Hakekat batin semakin nampak ketika benda tersebut semakin besar, juga sebaliknya jika semakin kecil maka hakekat batin sangat sulit kita lihat. Gampangnya bahwa hakekat batin semakin Nampak ketika sebuah benda tersebut telah mencapi intensitas tertentu.
Selain dalam benda hidup, hakekat batin juga ada dalam benda mati. Hakekat bantin dalam benda-benda mati merupakan hakekat batin yang sadar dan tidak terstruktur. Sinkatnya bahwa segala seustu berkembang bahwa dalam benda tersebut ada hakekat batin di dalamnya. Hakekat batin dalam sebuah benda sudah ada sejak semula, akan tetapi kita tidak dapat melihatnya, karena hakekat batin tersebut tidak tampak, akan tetapi ketika ia telah mencapai intensitas tertentu maka kita mengatakan bahwa benda tersebut memiliki hakekat batin.
Dalam benda mati, kombinasi atom dan molekul masih relatif sederhana dan sejalan dengan kesederhanaan segi luar itu, konsentrasi psikis, segi dalamnya-pun masih sederhana dan tipis. Makin kompleks, makin kaya segi lahir, yakni kombinasi molekul-molekulnya, makin padat dan kuatlah segi batinnya. Evolusi menuju struktur benda yang semakin sempurna adalah sekaligus evolusi menuju kesadaran batin yang semakin memusat. Sampai suatu saat, terjadilah loncatan maha penting dalam proses evolusi alam semesta, yaitu: meningkatnya kesadaran instinktif menjadi kesadaran reflektif, lahirnya pikiran. Terjadilah jiwa manusiawi. Manusia sadar bahwa dirinya “sadar”, dapat berkata “aku”, dapat memikirkan masa lampau dan masa depan, mengambil kesimpulan, dan merencanakan. Ia sendiri kini menjadi pendorong evolusi.
Jadi menurut teori ini, setiap benda-benda yang berada di dunia ini tidak ada yang mati, karena semuannya telah memiliki hakekat batin dari semula. Dan yang ada sekarang adalah berkat hakekat batin yang ada tersebut maka semuannya telah mencapai intensitas secara sempurna.

3.3  Sebagai Sebuah Kesimpulan dari Teori Teilhard de Chardin (Hakekat Batin).
Setiap benda baik mati dan hidup pada dasarnaya memiliki daya (hakekat batin). Pada masa sekarang, hakekat batin yang terjadi pada manusia adalah hakekat batin yang membuat manusia untuk menuju pada kesempurnaan dalam kemanusiaan yang secara rohani atau social. Adapun yang dimaksudkan adalah bukan lagi evolusi secara fisik, akan tetapi perkembangan kesadaran bersamaan dengan perkembangan fisik.
Dalam sebuah perkembangan ada yang dinamakan dengan istilah megamolekul artinya sesuatu yang sangat besar kecilnya atau sesuatu yang sangat hebat kecilnya. Biofer adalah lapisan bawah kehidupan yang tidak mempunyai reflektif (kemauaan diri untuk berkembang). Sesuatu yang hidup pernah mengalami loncoatan. Pada masa sekarang, perkembangan hakekat batin mengikuti perkembangan fisik.
Dalam hal ini, tentu dalam pengamatan saya teori ini telah menjelaskan perannya dalam penciptaan dan perkembangan hidup manusia. Manusia tidak dapat menyelami apa yang Tuhan lakukan, akan tetapi Tuhan bisa membuat manusia menjadi ada dan terus berkembang sampai pada kesempurnaan hidup. Singkatnya Tuhan membuat suatu yang tidak ada menjadi ada. Tuhan memberikan daya kekuatan dengan melewati ciptaan yang terjadi dari megamolekul untuk berkembang menuju kepada kesempurnaan, dan hal ini terjadi dikarenakan Tuhan memberikan daya kekuatan, hakekat batin yang membuat semuannya menjadi sempurna seperti pada masa sekarang. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar